spot_img
Senin, Februari 24, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TENGAH70 Persen Bangunan Sekolah di Loteng Butuh Direhab

70 Persen Bangunan Sekolah di Loteng Butuh Direhab

Praya (Suara NTB)  – Jumlah Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) tercatat sebanyak sekitar 630 sekolah. Dari jumlah tersebut 70 persen di antaranya saat ini dalam kondisi rusak ringan hingga rusak berat. Mengingat, rata-rata bangunan sekolahnya dibangun pada rentan waktu 1970-an, sehingga butuh direhab ringan hingga berat.

“Hanya sekitar 30 persen saja yang dalam kondisi baik,” ungkap Kepala Dinas Dikbud Loteng Drs. H.L. Idham Halid, M.Pd., kepada Suara NTB, Sabtu, 13 Juli 2024.

Bahkan beberapa di antaranya sudah roboh, lantaran belum bisa ditangani. “Sekolah-sekolah yang didirikan tahun 1970 di masa Inpres dulu ada yang belum sempat direhab. Itulah sebagian yang roboh kemarin,” jelasnya.

Idham mengaku, keterbatasan anggaran daerah menjadi kendala utama banyaknya bangunan sekolah di daerah ini belum direhab atau diperbaiki. Sementara alokasi anggaran yang diberikan pemerintah pusat untuk perbaikan sekolah-sekolah di daerah ini juga masih jauh dari yang diharapkan.

Sehingga mau tidak mau perbaikan sekolah rusak dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi ketersedian anggaran yang ada. “Kita terus perjuangkan anggaran perbaikan sekolah rusak di daerah ini. Baik itu melalui DAK, DAU maupun program pokok pokiran (pokir) dewan,” jelasnya.

Dikatakannya, untuk menangani sekolah rusak di Loteng butuh anggaran cukup besar. Kisarannya antara Rp 40 sampai 60 miliar. Selain melalui program regular, pihaknya juga pernah mencoba cara lain untuk memperoleh anggaran perbaikan sekolah. Salah satunya melalui pinjaman ke PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Hanya saja, PT. SMI tidak membolehkan pinjaman diarahkan untuk pendidikan, khususnya perbaikan bangunan sekolah, sehingga upaya yang bisa dilakukan yakni melalui program pusat maupun dari anggaran daerah. “Kami pernah dengan Pak Bupati, Kepala Bappeda dan Direktur PDAM untuk meminta pinjaman (ke PT. SMI). Tapi sayang aturan SMI tidak boleh untuk bidang pendidkan,” tegas mantan Asisten III Setda Loteng ini.

Ke depan, seiring dengan semakin membaiknya kondisi anggaran daerah pihaknya berharap alokasi anggaran untuk perbaikan sekolah-sekolah rusak di Loteng bisa lebih besar lagi. Dengan begitu lebih banyak lagi sekolah-sekolah di daerah ini yang bisa direhab atau diperbaiki, supaya kondisinya bisa menjadi lebih layak.

“Mudah-mudahan di tahun-tahun mendatang ada anggaran yang lebih besar untuk penanganan sekolah rusak di daerah ini,” pungkasnya. (kir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO