Mataram (Suara NTB) –Sebanyak 4.081 siswa SMA dan SMK NTB belum dapat kursi sekolah, dan rencananya akan didistribusikan ke sekolah yang belum memenuhi jumlah kuota.
4.081 siswa ini dipastikan bisa ditampung oleh sekolah-sekolah yang jumlah siswanya belum penuh pada PPDB tahun ini.
Karena menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi NTB, Dr. H. Aidy Furqan, S.Pd.,M.Pd., mengatakan bahwa total kursi yang tersedia di NTB saat ini sebanyak 9.000 kursi. Artinya, masih banyak sekolah yang belum terpenuhi kuota jumlah siswanya.
“Update terbaru, distribusi minggu ini. Kota Mataram 800an, se NTB 4000an yang belum, SMK 2000an, tapi kursi kosong kita 9000, asal (siswa, red) mau didistribusikan,” ujarnya pada Senin, 15 Juli 2024.
Adapun untuk mekanisme pendistribusian siswa ini akan dikoordinasikan langsung dengan Pj Gubernur NTB, apakah nanti akan menambah jumlah kelas atau cukup dengan pendistribusian saja.
Pun jika ada siswa atau orang tua siswa yang menolak didistribusikan di sekolah tujuan, pihak Dikbud akan mendiskusikan perihal tersebut dengan siswa yang bersangkutan. Jika mereka tetap menolak, akan diberikan opsi tambahan untuk memilih sekolah.
“Kalau ada yang ndak mau didistribusikan, kalau mereka ndak mau yaa kita diskusikan, kalau mereka tetap ndak mau, kan ada opsi sekolah-sekolah lain,” lanjutnya.
Diketahui, jumlah pendaftar PPDB tahun ini cukup meningkat, yaitu mencapai 53.000 pendaftar. Sehingga, beberapa daerah mengalami kekurangan sekolah. Oleh karenanya, Dikbud NTB berencana untuk membangun sekolah di empat daerah yang dinilai membutuhkan adanya sekolah baru.
“Keruak Jerowaru butuh sekolah baru, Narmada Suranadi, Suranaddi terutama butuh sekolah baru, Sakra Barat butuh sekolah baru, Moyo Hilir butuh sekolah baru. Sekitar empat daerah butuh sekolah baru,” bebernya.
Pembangunan sekolah ini direncanakan mulai dibangun tahun depan. Sehingga, Aidy mengatakan pihaknya akan menerima dulu siswa yang mendaftar ke empat sekolah yang rencananya akan dibangun tahun depan tersebut, dan akan ditampung dulu oleh sekolah yang dekat dengan daerah tersebut.
Setelah pembangunan sekolah selesai, para siswa akan dipindahkan ke sekolah yang baru dibangun.
“Tapi kan bangunnya ndak tahun ini, tahun depan. Sekarang kita terima dulu muridnya, namanya filial. Filial itu sekolah persiapan atau embrio untuk menjadi sekolah baru dengan cara dititip pada sekolah negeri yang terdekat dengan zonanya,” tambahnya.
Ia mencontohkan untuk murid sekolah Suranadi, akan dipindahkan dulu ke Narmada, karena kawasan ini yang paling dekat. Adapun mekanisme belajar mengajar siswa filial ini akan digabung dengan sekolah tempatnya belajar sementara, tidak ada perbedaan dan tidak boleh dibedakan.
“Mekanisme kegiatan belajar mengajarnya akan bareng bersama dengan murid yang memang bersekolah di sekolah tersebut, tanpa dibedakan sama sekali. Ndak boleh membedakan kelas afilial maupun ndak afilial,” tutupnya. (era)