Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Sumbawa, mencatat sedikitnya terdapat 26 kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang ditangani selama semester pertama tahun 2024 dengan luas lahan bervariasi.
“Jadi, sampai bulan Juni ada 19 kejadian dengan rata-rata luas lahan 4-5 hektar dan di Bulan Juli ada 7 kejadian dengan luas lahan 7-10 hektar,” kata Kadis Damkartan kepada Suara NTB, melalui Kabid Operasi Syahruddin Fachri, Kamis, 18 Juli 2024.
Fachri melanjutkan, berdasarkan hasil pengecekan diduga lahan tersebut sengaja dibakar untuk penanaman komoditas baru di lahan itu. Sebut saja kejadian di Samota dan di Kencana terjadi karena adanya pembukaan lahan baru setelah tanam jagung.
“Rata-rata lahan yang terbakar ini karena sengaja dibakar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, selain itu ada juga akibat puntung rokok,” ucapnya.
Terkait dengan adanya masyarakat yang sengaja membakar lahan, pihaknya telah meminta kepada desa untuk bisa melakukan pendataan. Hal tersebut dilakukan sehingga ketika ada kejadian bisa langsung diketahui orang yang melakukan pembakaran lahan.
“Sebenarnya di 26 lokasi tersebut sudah rutin setiap tahun terjadi Karhutla, makanya kita minta desa untuk memberikan atensi khusus supaya tidak ada lagi masyarakat yang membakar lahannya,” ujarnya.
Terhadap kondisi tersebut, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan. Hal itu jadi atensi karena Sumbawa saat ini masuk dasarian ketiga musim kemarau sehingga sekecil apapun api pasti akan merembet.
“Kita khawatirkan api dari lahan yang terbakar ini merembet ke pemukiman, sehingga akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan dan masyarakat lah yang akan dirugikan nanti,” tukasnya. (ils)