Mataram (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, merancang desain ancaman bencana di Kota Mataram. Jalur evakuasi telah dipasang di delapan kelurahan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noor menyampaikan kegiatan program ketangguhan bencana Indonesia tersebut berbasis pada gempa dan tsunami, sehingga yang ditekankan adalah upaya-upaya pecegahan ancaman bencana tsunami.
Kegiatan tersebut sudah dilakukan sejak 2023, dan berjalan hingga saat ini. Pihaknya telah memasang sekitar 230 rambu kebencanaan untuk tahap pertama mulai dari peringatan rawan tsunami, rambu jalur evakuasi kiri dan kanan, dan rambu titik kumpul, baik untuk tempat evakuasi sementara maupun tempat evakuasi akhir. “Tahun ini ada penambahan rambu sekitar 50 titik di tempat-tempat yang memang diperlukan untuk memberikan arahan kepada masyarakat,” terang Mahfuddin dikonfirmasi pada Senin, 29 Juli 2024.
Ia menambahkan, delapan kelurahan, di antaranya Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Banjar, Ampenan Selatan, Kekalik, Tanjung Karang Permai, Tanjung Karang, dan Jempong juga sudah dibuat peta ancaman bencana, peta rawan bencana khusus tsunami. ‘’Selain itu, ada batas – batas mana zona yang rawan, zona yang aman, kemudian zona yang masih belum aman. Itu semua sudah tertera,” ujarnya.
Mahfuddin menyampaikan, lokasi tempat evakuasi sementara (TES) maupun tempat evakuasi akhir (TEA) di delapan kelurahan yang disebutkan, memang tidak disiapkan masing-masing tempat evakuasinya. Namun, ada beberapa kelurahan yang disesuaikan orbitasi jarak dan tempat yang memenuhi syarat.
Untuk Kelurahan Bintaro, Tempat Evakuasi Sementara terletak di Driving Golf di Jalan Adi Sucipto, sementara Tempat Evakuasi Akhir berlokasi di SMAN 7 Mataram. “Kita siapkan untuk evakuasi sementara dan evakuasi akhir di Eks Bandara dan di lapangan Dirgantara AU Rembiga. Tapi setelah kita evaluasi, itu kejauhan,” tuturnya.
Sementara Kelurahan Ampenan Tengah, TES-nya berlokasi di Lapangan Polda NTB. Kelurahan Ampenan Selatan terletak di Lapangan Karang Pule, dan akan dikoordinasikan di Grand Imperial Perumnas. Untuk Kelurahan Jempong Baru TES-nya berada di kantor DPRD Kota Mataram, sementara TEA-nya ada di Pelataran Komplek Kantor Pemkot Mataram.
“Kemudian di tahun ini juga, Insha Allah akan kita pasang Tsunami Early Warning system (TEWS) sebagai pemberitahuan dini apabila terjadi bencana tsunami. Itu disetiap kelurahan ada satu tower,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa delapan kelurahan di Kota Mataram sudah tuntas melaksanakan penguatan kapasitas wilayah dan ditetapkan sebagai kelurahan tangguh bencana dengan peralatan-peralatan yang telah dipersiapkan melalui program ketangguhan bencana.
Untuk daya tampung masing-masing titik, ia mengakui bahwa lokasi tempat evakuasi sementara dan tempat evakuasi akhir berupa ruang terbuka, tidak ada gedung evakuasi khusus sehingga jumlah tampungannya tidak dapat dihitung. “Dan saya kira karena ini adalah ruang-ruang terbuka tentu cakupan tampungannya lebih luas. Hanya saja opsinya juga nanti di tempat-tempat evakuasi itu harus segera disiapkan seperti tenda, dapur umum, dan lain sebagainya,” katanya.
Pemerintah Kota Mataram akan membangun gedung Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) tepat di sebelah kantor BPBD Kota Mataram. Gedung tersebut akan menjadi pusat informasi, edukasi, dan komando kebencanaan, dengan luas kurang lebih 300 hingga 400 meter persegi.
“Gedungnya berlantai 1, nantinya akan dilengkapi dengan peralatan berbasis IT. Agustus ini mulai dikerjakan, dan kita berharap di awal tahun depan sudah bisa beroperasi,” pungkasnya. (ulf)