Selong (Suara NTB)-Pihak keluarga Gafur (30), korban Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang meninggal diduga ditembak di negeri Jiran Malaysia meminta agar jenazah anaknya dipulangkan. Keluarga ingin janazah Gafur dikuburkan di tanah kelahiranmya, Dusun Kecego Daya, Desa Waringin, Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur (Lotim).
Demikian disampaikan Sadrun, ayah kandung Gafur ketika dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (2/8) kemarin. Sadrun menginginkan anaknya itu dipulangkan segera. Pemerintah diharapkan bisa bertindak cepat untuk membantunya.
Gafur menurut ayahnya adalah pahlawan ekonomi bagi keluarga. Kondisi perekonomian keluarga yang sulit membuatnya bolak balik pergi merantau. Keberangkatannya terakhir ini merupakan kali keempat kali ke Malaysia. Dan untuk keberangkatannya yang ke empat kali, Gafur baru satu tahun berada di Malaysia.
Gafur ayah seorang orang anak ini sebenarnya tidak ingin pergi ke Malaysia. Akan tetapi, karena alasan kondisi ekonomi, sebenarnya Sadrun ayah Gafur yang ingin berangkat. Namun karena beberapa pertimbangan, suami Baiq Pademi ini memilih berangkat sendiri ketimbang sang ayah yang sudah tua.
Kepala Dusun Kecego Daya, H. Taufiqurrahman menambahkan pihak keluarga tahu kejadian tersebut dari informasi yang disampaikan Rohman sepupu korban dan Azis rekan sesama pekerja di kebun sawit.
Dari penuturan saudara dan rekan sesama pekerja di Malaysia itu, tempat kediaman para pekerja ini kerap kecurian oleh penduduk Suku Iban. Suku pedalaman negeri Malaysia. Hal ini senada dengan penuturan warga Kecego yang juga pernah di tempat tersebut.
Kejadian yang menimpa Gafur ini sambungnya murni merupakan tindakan pembunuhan. Dimana, pada saat kejadian, hari Senin tanggal 29 Juli 2024 lalu korban ini tengah berjaga-jaga di tempat tinggalnya. Datang dua pencuri. Satu melarikan diri lalu dikejar oleh korban. Tapi tidak diketahui korban ada satu lagi yang masih tinggal dan membawa senjata api. Senjata api dengan peluru tabur itulah yang digunakan menembak Gafur. Empat peluru menembus tubuh korban.
“Itu peluru yang biasa digunakan untuk memburu babi hutan oleh orang-orang Suku Iban Malaysia,” ungkap Kadus Kecego Daya ini menambahkan.
Dikatakan, kalau dilawan duel sebenarnya almarhum diyakini mampu akan menandingi lawannya. Akan tetapi, dilawan menggunakan senjata api yang membuat korban tak berdaya.
Kepala Dusun Kecego Daya, H. Taufiqurrahman menambahkan pihak keluarga tahu kejadian tersebut dari informasi yang disampaikan Rohman sepupu korban dan Azis rekan sesama pekerja di kebun sawit.
Dari penuturan saudara dan rekan sesama pekerja di Malaysia itu, tempat kediaman para pekerja ini kerap kecurian oleh penduduk Suku Iban. Suku pedalaman negeri Malaysia. Hal ini senada dengan penuturan warga Kecego yang juga pernah di tempat tersebut.
Korban ini sudah merencanakan akan pindah tempat bekerja pada bulan Agustus 2024 ini. Alasan menunggu gajian terakhirnya bulan Juli. Namun nasib berkata lain. Korban ditembak dan dinilai Kadus Kecego Daya ini sudah jelas merupakan aksi pembunuhan dilakukan pelaku. Pihak keluarga minta kasus ini segera diusut tuntas sesuai hukum yang berlaku.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lombok Timur (Lotim), Muhammad Hairi yang dikonfirmasi terpisah mengaku sudah mendapatkan laporan lisan dari pihak keluarga. Meski sekadar laporan lisan, kasus tersebut langsung ditindaklanjuti dengan menyurati BP2MI.
“Kita atas nama negara tetap harus hadir atasi kesulitan rakyat,” ucapnya. Gayung bersambut, kasus ini pun langsung ditelusuri oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia yang ada di Malaysia.
Kabar terakhir yang diterima Kadisnakertrans Lotim ini, titik lokasi tempat kejadian perkara sudah ditemukan oleh pihak KBRI. Saat ini, kasus tersebut sedang diproses. Disnakertrans Lotim juga menanti informasi lebih lanjut.
Sementara hasil penelusuran dari Disnakertrans, PMI atas nama Gafur tidak ditemukan datanya dalam sistem. Diduga kuat Gafur berangkat melalui jalur non prosedural. Meskipun berangkat secara ilegal, tetap akan mendapat atensi dari pemerintah. “Namanya ilegal ini ibarat kita cari jarum dalam tumpukan pasir,” demikian ucapnya.
Informasi yang sama sebelumnya juga diperoleh dari Humas Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI), Firman Siddik. Menurut Firman, korban ditembak oleh orang suku pedalaman yang ada di Malaysia Timur.
Penembakan ini terjadi setelah korban mengejar pelaku yang mencuri barang-barangnya. Korban mengejar pelaku sambil membawa parang, namun pelaku tidak berhasil dikejar. Naasnya, saat kembali ke kongsi atau tempat korban menaruh barang. Korban dihujani dengan peluru diduga berasal dari senjata air soft gun yang menyebabkan Gafur tewas seketika. (rus)