BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan mitigasi vegetasi di delapan kelurahan Kota Mataram. Penanaman pohon di pinggir pantai diharapkan mampu menghindari resiko abrasi.
Lurah Bintaro, Rudy Herlambang, SH. menerangkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram telah membentuk desa Tangguh bencana di delapan kelurahan di Kecamatan Sekarbela dan Kecamatan Ampenan. Destana telah merancang program melalui forum penanggungan resiko bencana yakni, mitigasi vegetasi. Mitigasi vetasi merupakan rangkaian dari kegiatan sebelumnya yang telah diikuti berupa simulasi kebencanaan agar tanggap dan sigap apabila terjadi bencana. “Puncak kegiatanya dikemas dengan tema ‘Mitigasi Vegetasi Mataram Harum’ karena bertepatan dengan HUT Kota Mataram ke-31,” terang Rudy.
Kegiatan mitigasi vegetasi di Bintaro yang digelar pada 30 Juli 2024 adalah menanam bibit cemara laut dan pohon ketapang. Harapannya adalah mengurangi resiko abrasi di Kawasan pesisir Pantai Bintaro. Rudy menambahkan, kondisi sebagian bibir pantai di Kelurahan Bintaro sangat parah sehingga PT. Pertamina depo Ampenan membangun tanggul untuk mencegah dampak lebih luas di sekitar kawasan mereka.
Namun demikian, kawasan pantai di sekitarnya justru terkikis terutama di Lingkungan Bugis. “Di posisi lainnya telah terkikis abrasi. Mumpung pantai dekat pura ke Utara masih belum terkena imbas sehingga perlu dilakukan pencegahan,” terangnya.
Menurutnya, masyarakat memiliki andil yang besar untuk ikut terlibat menjaga tanaman tersebut. Artinya, warga menyiram dan merawat tanaman cemara laut dan pohon ketapang, supaya tumbuh besar untuk menjaga kontur tanah agar tidak mudah abrasi. “Karena pemerintah tidak hanya kegiatan simbolis saja melainkan butuh perawatan supaya tanaman itu benar-benar tumbuh besar,” harapnya.
Dalam mencegah abrasi dibutuhkan kerja kolektif seluruh elemen masyarakat beserta pihak swasta supaya warga tidak terkena dampak akibat abrasi. (cem)