Tanjung (Suara NTB) – Warga Gili Meno, Desa Gili Indah yang tergabung dalam Komunitas Meno Lestari, melakukan ekspansi partisipasi keterlibatan pelestarian kawasan mangrove di pulau tersebut. Kali ini, masyarakat menggandeng perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, yakni PT. BASK yang mengembangkan pariwisata di sekitar danau mangrove Gili Meno.
Kepala Dusun Gili Meno, Masrun, kepada wartawan, Jumat 2 agustus 2024 , menyebut, masyarakatnya di Gili Meno khususnya Komunitas Meno Lestari aktif dalam menjaga kawasan mangrove di Gili Meno.
Kawasan ini tidak hanya menjadi ikon bagi masyarakat, tetapi juga pelindung bagi keberlanjutan pulau untuk masa yang akan datang. Oleh karenanya, Meno Lestari tidak ragu menggandeng berbagai pihak, termasuk manajemen perhotelan untuk terlibat aktif menjaga lingkungan.
“Komunitas Meno Lestari sudah mulai melakukan penghijauan kembali mangrove di lokasi yang dulu pohonnya mati, termasuk di lingkar kawasan milik perusahaan telah dilakukan upayakan penghijauan,” ujar Masrun.
Ia menjelaskan, Hotel BASK telah menunjukkan kepeduliannya sejak awal pembangunan hotel dengan menyumbangkan ribuan bibit mangrove untuk ditanam di sekitar danau. Pihak komunitas bersinergi dengan baik bersama perusahaan.
Selain itu, Meno Lestari juga menjalin kerjasama perlindungan kawasan mangrove dengan Pemda melalui BPBD KLU dan tim Desa Tangguh Bencana (Desatana) Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Ia berharap, melalui kemitraan ini, kawasan hutan mangrove di sekitar Danau Gili Meno semakin lestari.
“Mangrove merupakan pohon penjaga alam. Meno menjadi salah satu pulau dengan keunikan alam berupa danau tawar di tengahnya, dan dikelilingi oleh mangrove yang semakin memperindah kawasan pulau yang dikenal sebagai destinasi wisata honeymoon ini,” jelas Kadus Meno.
Perwakilan dari Manajemen PT. BADK, Mr. Chon, menyatakan bahwa upaya mempertahankan kelestarian pohon mangrove adalah komitmen bersama. Pihak perusahaan sendiri, memandang kawasan Danau Air Tawar dan hutan mangrove Gilo Meno sebagai aset yang harus dijaga dan dilindungi. Oleh karenanya, kawasan ini harus tetap hijau sebab memiliki manfaat pula bagi manusia dalam menjaga iklim yang sejuk, nyaman dan mencegah terjadinya bencana alam.
“Untuk melestarikan pertumbuhan pohon mangrove di Meno, kami siap melibatkan diri. Kami akan selalu mendukung kegiatan-kegiatan Komunitas Meno Lestari dalam melestarikan pohon mangrove yang ada di Meno ini,” tutupnya. (ari)