spot_img
Jumat, Desember 13, 2024
spot_img
BerandaPENDIDIKANPenghapusan Penjurusan SMA, SMAN 1 Mataram Bantu Siswa Pilih Mapel Pilihan Berdasarkan...

Penghapusan Penjurusan SMA, SMAN 1 Mataram Bantu Siswa Pilih Mapel Pilihan Berdasarkan Tes Psikologi

Mataram (Suara NTB) –  Kemendikbudristek menghapus sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam Kurikulum Merdeka. Siswa tidak lagi memilih jurusan, tetapi memiliki mata pelajaran (mapel) pilihan. SMAN 1 Mataram membimbing siswa dalam memilih mapel pilihan lewat tes psikologi.

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 1 Mataram, Burhanudin pada Selasa, 6 Agustus 2024 mengatakan, tidak ada penjurusan di kurikulum merdeka. Hanya ada pemilihan mata pelajaran. “Jadi kami di SMAN 1 Mataram mengelompokkan anak (siswa) berdasarkan mapel pilihan,” ujarnya.

Pengelompokan siswa itu berdasarkan pilihan siswa dan hasil bimbingan pihak sekolah. Pihak sekolah memberikan bimbingan bagi siswa dalam memilih mapel pilihan sesuai hasil tes psikologi siswa. Di samping itu, pengelompokan siswa pada mapel pilihan juga berdasarkan nilai mata pelajaran masing-masing siswa.

“Berdasarkan pilihan siswa dan hasil bimbingan sekolah berdasarkan tes psikologi dan nilainya. Selain itu, kami juga tetap memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di sekolah juga,” beber Burhanudin.

Sebelumnya, Sub Koordinator Kurikulum Bidang SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Purni Susanto menjelaskan, dengan terbitnya Permendikbudristek no 12 tahun 2024, mulai tahun ini pemerintah mewajibkan semua sekolah mulai PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, termasuk sekolah di bawah kementerian Agama uuntuk menerapkan kurikulum merdeka.

“Pada kurikulum merdeka, sudah tidak dikenal lagi istilah jurusan sebagaimana kurikulum 2013. Yang ada adalah kelompok mata pelajaran pilihan,” ujar Purni.

Kelompok mata pelajaran pilihan ini, ada yang berbasis sains, seperti fisika, kimia, biologi. Ada juga yang berbasis sosial seperti sejarah, ekonomi, sosiologi, geografi, atau pun ada yang berbasis bahasa seperti bahasa Indonesia tingkat lanjut, dan sejumlah mata pelajaran bahasa asing lainnya.

Pada kurikulum merdeka, siswa tidak terikat harus menempuh semua mata pelajaran IPA saja seperti kurikulum sebelumnya. Menurut Purni, boleh jadi siswa mengambil kelompok mapel IPA/sains dan sebagian lagi mapel bahasa secara bersamaan, karena mereka berminat pada ilmu sains dan sekaligus ilmu bahasa.

Sedangkan, di kurikulum lama, bila siswa mengambil jurusan IPS, maka mereka harus menempuh semua paket mata pelajaran pada rumpun IPS, seperti ekonomi, sosiologi, geografi. Suka ataupun tidak suka, mereka wajib menempuh semua paket mata pelajaran tersebut. Berbeda halnya dengan kurikulum baru ini. Siswa boleh saja menempuh mata pelajaran IPS, seperti sejarah, ekonomi, tetapi tidak suka geografi. Maka mata pelajaran geografi boleh tidak diambil, lalu diganti dengan mata pelajaran biologi yang dia sukai.

“Di sinilah salah satu esensi kurikulum merdeka, di mana anak lebih leluasa (merdeka) menempuh pelajaran sesuai minat dan bakatnya. Kalau dulu saat masih SMA, mungkin seseorang ambil jurusan IPA, maka konsekuensi semua mata pelajaran IPA seperti biologi, fisika, kimia harus ditempuh. Padahal boleh jadi siswa itu tidak suka pelajaran fisika, tetapi karena ambil jurusan IPA, dengan terpaksa, suka tidak suka harus mengikuti pelajaran fisika yang tidak disukai itu,” pungkas Purni. (ron)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO