spot_img
Jumat, November 15, 2024
spot_img
BerandaHEADLINEDampak Proyek Jalan Bendungan Meninting, Warga Dua Dusun di Bukit Tinggi Kesulitan...

Dampak Proyek Jalan Bendungan Meninting, Warga Dua Dusun di Bukit Tinggi Kesulitan Air Bersih

Giri Menang (Suara NTB) – Masyarakat yang tinggal di dua Dusun yakni Dusun Bukit Tinggi dan Tunjang Polak Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat mengalami kesulitan air bersih. Mereka mengeluhkan sulitnya akses air bersih akibat pipa air yang megaliri daerah setempat diduga pecah akibat aktivitas proyek perbaikan jalan nasional menuju Bendungan Meninting yang ada di desa tersebut.

Kondisi ini pun sudah berlangsung selama kurang lebih dua minggu lamanya. Bahkan, untuk bisa memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat di kedua dusun itu membeli galon isi ulang. Hingga mengungsi ke sanak saudara yang memiliki air bersih di dusun sebelah.”Pipanya rusak karena proyek untuk pengerjaan jalan,” ungkap Ketua Karang Taruna Desa Bukit Tinggi, Khaerul Anwar, saat dikonfirmasi, Selasa, 20 Agustus 2024.

Masyarakat pun diakuinya sudah melaporkan kondisi itu ke Pemerintah Desa (Pemdes) dan pihak kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut. Namun, Khaerul menyebut, Pemdes setempat kurang responsif menanggapi aduan mereka.”Tidak responsifnya Pemdes hingga masyarakat secara swadaya turun tangan untuk perbaikan pipa, dan itu dilakukan setiap hari setelah pengerjaan proyek,” tuturnya.

Dikatakan, keterangan dari pihak kontraktor proyek tersebut, mereka mengaku sudah melakukan koordinasi dengan kepala dusun masing-masing wilayah yang masuk dalam lingkup pengerjaan jalan. “Namun pada kenyataannya jika memang sudah dilakukan koordinasi kenapa tidak ada pemberitahuan sama sekali tentang pengerjaan proyek ini, sehingga masyarakat bisa melakukan pemindahan pipa terlebih dahulu,” herannya.

Di mana saat ini, pipa sepanjang kurang lebih 2 kilometer dari Dusun Bukit hingga Dusun Tunjang Polak itu diakuinya hampir sudah tidak bisa digunakan lagi. Sehingga masyarakat meminta ganti rugi atas kerusakan pipa tersebut.Walaupun memang, kata dia dua dusun itu memang kesulitan akses air bersih, terlebih selama musim kemarau. Namun, kondisi itu disebutnya makin diperparah dengan kerusakan pipa akibat pengerjaan proyek tersebut.

“Untuk kerusakan pipa sejak pengerjaan proyek, akan tetapi permasalahan pemerataan air tidak kunjung diselesaikn oleh Pemdes sejak Desa ini (Bukit Tinggi) mekar dari tahun 2012. Terutama Dusun Tunjang Polak yang kesulitan air bersih selama bertahun-tahun,” bebernya.Sehingga untuk mencuci, masyarakat sana dituturkannya akan pergi ke sumber mata air yang ada di bawah bukit. Atau pun di bawah proyek Bendungan Meninting, walaupun airnya diakui masih keruh.

Khaerul menjabarkan jumlah kepala keluarga (KK) yang saat ini kesulitan mendapatkan air bersih di Dusun Tunjang Polak mencapai 204 KK. Sedangkan di Dusun Bukit Tinggi, sebanyak 50 KK. Serta dua masjid yang juga turut terdampak.”Masyarakat meminta pihak kontraktor untuk ganti rugi kerusakan pipa. Dan Pemdes diharapkan bisa segera mengatasi persoalan ini (air bersih, Red). Jika tidak kunjung diselesaikan maka masyarakat akan mengambil alih baik untuk pengurus dan seterusnya,” tandas Khaerul.

Sementara itu, Kades Bukti Tinggi, Ahmad Muttakin membenarkan bahwa kondisi sulit air bersih yang dirasakan masyarakat setempat saat ini, akibat pengerjaan proyek jalan tersebut.”Iya (gangguan air bersih) karena proyek, gangguan pipa. Panjang pengerjaan proyek mulai dari Sayang-Sayang sampai Bukit Tinggi,” terang Muttakin, saat dimintai keterangan melalui sambungan telepon.

Namun kata dia, pipa-pipa yang rusak tersebut sudah diganti oleh pihak kontraktor yang mengerjakan proyek itu. “Langsung kita digantiin, langsung sorenya kita pasang sama pengurus air. Gitu jadinya, kalau siang-sore mati karena pengerjaan, malem masuk airnya,” jelasnya. Di mana proyek pengerjaan jalan itu merupakan proyek nasional untuk mendukung akses menuju Bendungan Meninting.

Pengerjaan sepanjang Desa Penimbung hingga Nukit Tinggi itu panjangnya kurang lebih 3 kilometer. Sehingga secara keseluruhan panjang pengerjaan proyek jalan yang dimulai dari Sayang-Sayang itu mencapai sekitar 5 kilometer. “Pengerjaan jalan ini baru 9 hari, tapi yang lapor katanya udah 3 minggu ga dapat air. Proyek aja belum segitu lamanya (dikerjakan),” ujar Muttakin. Sehingga pihaknyaa membantah jika Pemdes dianggap tidak memperhatikan masyarakat. “Yang terdampak hanya 2 Dusun, sekitar 300-400 KK. Tapi kan tetap terairi masyarakat,” tandasnya.

Perlu diketahui, bahwa proyek tersebut merupakan proyek nasional dengan nama pengerjaan “Rekonstruksi akses jalan Bendungan Meninting”. Tanggal kontraknya dimulai sejak 25 Juli 2024, dengan target pengerjaan selama 158 kalender yang didanai melalui APBN sebesar Rp16.814.351.000. (her)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO