Mataram (Suara NTB) – Potensi gempa dahsyat atau megathrust yang diperkirakan terjadi di beberapa daerah menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Masyarakat perlu memahami mitigasi bencana sesuai prediksi tersebut.
Kepala Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noer menjelaskan, potensi gempa dahsyat atau megathrust sesuai dengan arahan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika bahwasanya gempa ini memiliki histori atau sejarah mulai dari 50 tahun atau 100 tahun, sehingga analisis dari histori kejadian gempa dahsyat itu perlu diwaspadai.
Akan tetapi, dengan perkiraan megathrust akan terjadi pada waktu dekat melainkan bagian dari imbauan kewaspadaan pada masyarakat terutama menghadapi bencana. “Bencana gempa bumi ini tidak bisa kita prediksi, tetapi ada perkiraan dari BMKG,” terangnya dikonfirmasi pada Senin, 26 Agustus 2024.
Awalnya diakui Mahfuddin, masyarakat merasa panik dan cemas dengan informasi gempa dahsyat tersebut. Tetapi BMKG menyampaikan kembali bahwa histori gempa ini menjadi bagian mitigasi untuk kewaspadaan bersama. Ia justru khawatir apabila masyarakat tidak diinformasikan maka semakin berbahaya.
Pihaknya melihat dampak dari potensi kebencanaan, sehingga Pemkot Mataram telah melakukan antisipasi melalui program penguatan ketangguhan bencana. “Dari program itu kita sudah mengantisipasi potensi atau dampak bencana yang terjadi,” terangnya.
Delapan kelurahan di sepanjang sembilan kilometer Pantai Ampenan yakni, Kelurahan Jempong Baru, Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai, Banjar, Ampenan Tengah, dan Bintaro menjadi bagian sudah dipersiapkan.
Mahfuddin mengatakan, informasi megathrust sangat perlu disampaikan kepada masyarakat tetapi paling penting adalah bagian untuk mengingat dan mitigasi untuk diwaspadai bersama. “Kita berharap masyarakat tetap tenang, waspada dan tidak terlalu memiliki kecemasan yang berlebihan. (cem)