Mataram (Suara NTB) – Anjani Riski Pradyanti, mahasiswi S-1 Program Studi (Prodi) Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Mataram (Faterna Unram) saat ini sedang menjalani Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) selama dua semester dimulai pada Februari 2024 hingga Februari 2025 di perusahaan sapi perah ternama Abe Farm Co. Ltd, yang berlokasi di Shibechao Hokkaido, Jepang.
Abe Farm Co. Ltd, saat ini di bawah kepemimpinan Direktur Masao Abe telah beroperasi selama 95 tahun sejak didirikan pada tahun 1929. Perusahaan ini menjadi pionir dan merupakan perusahaan sapi perah terbesar di wilayah Shibecha dengan luas lahan mencapai 310 hektar.
Saat ini Abe Farm Co. Ltd mengelola sekitar 1.129 ekor sapi dengan produksi susu harian berkisar antara 10.000 hingga 13.000 liter. Perusahan sapi perah ini menerapkan teknologi modern dalam manajemen peternakan, termasuk penggunaan kandang robot (roboto) yang memungkinkan proses pemerahan susu dilakukan sepenuhnya otomatis tanpa bantuan manusia.
Keputusan Anjani untuk mengikuti Program Studi Independen Bersertifikat didorong oleh keinginannya untuk mendapatkan pengalaman praktis yang sejalan dengan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah.
“Saya tertarik untuk melihat langsung pengembangan teknologi di negara maju dan berharap dapat menerapkan ilmu yang saya peroleh di Jepang untuk memajukan peternakan di Indonesia,” ungkap Anjani saat diwawancarai tim Humas Unram pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Selama magangnya, Anjani mengalami banyak pengalaman berkesan. Salah satunya adalah melihat langsung sapi Friesian Holstein (FH) dengan jumlah yang sangat banyak, sesuatu yang jarang ditemui di wilayah Indonesia bagian timur seperti NTB. Anjani juga terkesan dengan teknologi canggih yang digunakan di Abe Farm Co. Ltd serta melihat secara langsung proses penanganan penyakit pada sapi perah dan bagaimana teori yang telah ia pelajari dapat diterapkan secara nyata.
Mahasiswi yang juga mendapatkan beasiswa ACT Jepang dari semester 3 sampai saat ini, turut mengalami culture shock terutama ketika harus beradaptasi dengan cuaca musim dingin yang ekstrem di Hokkaido dengan suhu di bawah nol derajat celsius. Selain itu, Anjani juga merasakan homesick karena jauh dari keluarga, serta tantangan dalam beradaptasi dengan bahasa dan budaya yang sangat berbeda.
“Makanan halal sulit didapatkan dan perbedaan waktu antar musim juga cukup signifikan, bahkan saya pernah merasakan waktu subuh di jam 1 malam,” cerita Anjani.
Meski demikian, ia bersyukur karena lingkungan di sana sangat toleran terhadap perbedaan, termasuk dalam hal beribadah dan berpakaian.
Motivasi terbesar Anjani adalah kebanggaannya terhadap diri sendiri atas pencapaian yang telah diraih sejauh ini. Kesempatan ini ia anggap sangat berharga, terutama karena dapat membanggakan kedua orang tua, serta membawa nama Faterna Unram ke tingkat internasional.
“Saya berharap bisa memberikan motivasi kepada banyak orang, terutama mahasiswa peternakan, dan nantinya ilmu yang sudah saya dapatkan bisa menjadi wawasan atau informasi bagi masyarakat sekembalinya saya ke Indonesia,” ujarnya.
Melalui kesempatan ini Anjani turut mengajak mahasiswa Unram lainnya untuk turut ikut serta dalam berbagai program MBKM khususnya program MSIB.
“Yakin pada nggak mau ikut MBKM khususnya MSIB? Banyak sekali benefit yang bisa kita dapatkan seperti konversi mata kuliah, sertifikat bahasa Jepang, sertifikat magang dari perusahaan ternama Jepang, pengalaman riset, belajar bahasa dan budaya Jepang serta pengalaman merasakan empat musim di Jepang. Yuk, saya tunggu kalian buat daftar program ini dengan tekad dan semangat yang kuat. Ganbatte kudasai minas an, mata nihon de aimashou (Semangat semuanya, sampai jumpa di Jepang-red),” ujar Anjani penuh semangat. (ron/*)