spot_img
Sabtu, September 14, 2024
spot_img
BerandaHEADLINEBanyak Tidak Berizin, BPOM Minta Masyarakat Waspada Beli Obat Lewat Medsos

Banyak Tidak Berizin, BPOM Minta Masyarakat Waspada Beli Obat Lewat Medsos

Mataram (Suara NTB) – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, MD, Ph.D., mengingatkan masyarakat tidak terpengaruh dengan berbagai iklan atau penawaran penjualan obat lewat media sosial (medsos). Menurutnya, banyak produk obat-obatan dan makanan yang dijual lewat medsos tidak memiliki izin dari BPOM, sehingga harus dilakukan penindakan.

‘’Ini dalam pemantauan. Bahkan ada yang terlalu banyak hoaks. Ada izin BPOM, ternyata tidak ada izin BPOM. Itu yang saya sampaikan ke masyarakat, hati hati yang di TikTok. Kepada masyarakat hati-hati terhadap iklan seperti itu, karena sangat berbahaya,’’ tegasnya saat dikonfirmasi wartawan usai menjadi keynote speaker pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) di Hotel Lombok Raya Mataram, Kamis, 29 Agustus 2024.

Pejabat yang baru dilantik awal Agustus ini menegaskan, tidak akan membiarkan pihak-pihak menjual obat tanpa memiliki izin dari BPOM, baik secara langsung atau lewat medsos. Pihaknya akan melakukan pengawasan dan dalam waktu dekat akan bertindak.

Tindakan yang dilakukan, tambahnya, pihaknya akan bekerja sama dengan Direktorat Siber atau Pusat Siber Kementerian Komunikasi dan Informasi dalam melakukan pengawasan. Termasuk meminta pihak-pihak atau oknum yang menjual obat atau produk makanan yang tidak memiliki izin BPOM tidak lagi menayangkan iklan bersangkutan.

‘’Kita akan awasi. Dan dalam waktu dekat, kita akan bertindak. Jadi kalau mereka tidak take down, kita akan paksa take down. Kita kerja sama dengan Kementerian,’’ tegasnya.

Menurutnya, banyak cara orang menjual produk obat-obatan dan makanan lewat medsos. Jika produk makanan, obat obatan atau suplemen yang beredar tidak teregistrasi di BPOM, indikasinya menjual dengan tidak menyebut cara pembuatan obat yang baik dan benar.

Selain itu, jika ada BPOM tertulis di produk dan saat dilakukan pengecekan, tulisan BPOM itu palsu, hal tersebut merupakan penipuan. ‘’Kita akan masuk pada domain penipuan tadi. Jadi bertingkat hukumannya. Ini sebagian dari perhatian kami, karena kita tidak mau rakyat kita menjadi korban,’’ tambahnya.

Diakuinya, sekarang ini merupakan, era sosmed dan rakyat tidak boleh tertipu oleh pihak yang sengaja mencari keuntungan, sehingga pihaknya akan melakukan pengawasan secara maksimal. ‘’Dalam tugas BPOM kita akan mengamati itu dengan maksimal. Kerja sama dengan kepolisian, jika ada penuntutan bekerja sama dengan kejaksaan, Badan Siber pada Kementerian Kominfo dan lebih spesifik lagi Kementerian Kesehatan sebagai mitra kerja,’’ ujarnya.

Pada bagian lain, dirinya kaget terkait ada oknum yang membuat video dirinya menggunakan Artificial Inteligent (AI) yang mempromosikan produk tertentu. Padahal, dirinya saat itu sedang memberikan ucapan selamat atas pembukaan Universitas Insan Cita Indonesia dan diubah pihak tertentu menggunakan AI. Dalam hal ini, pihaknya sudah meminta Badan Siber agar pihak yang menyebar video di TikTok itu diusut. ‘’Saya marah betul itu dan perlu di-take down. Apalagi orang yang melakukan hal itu jahat. Jangan mudah terpengaruh dengan video hasil rekayasa AI. Sekarang bahaya sekali. Orang kita ngobrol begini bisa dibuat seolah kita berpelukan, dan itu hidup. Dan ini kita harus hati-hati dengan AI dipakai wajahnya. Itu masyarakat perlu berhati-hati, jangan sampai tertipu,’’ ujarnya mengingatkan.

Pihaknya juga mengingatkan pada masyarakat agar tidak ragu bertanya pada apoteker, ketika membeli obat. ‘’Kalau mau tanya tentang kefarmasian, kita punya banyak apotek dan punya apoteker. Apoteker biasanya membuka layanan konsultasi. Kenapa tidak dilakukan? Tidak rugi, kan konsultasi tidak bayar. Manfaatkan itu. Kalau ada orang yang seperti itu, lapor kami, karena ada direktorat dan deputi penindakan, ada lima direkturnya, ada polisi dan aparat penegak hukum lainnya. Selain mengawasi, kita ingin melindungi rakyat kita,’’ ujarnya. (ham)



RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -


Most Popular

Recent Comments