spot_img
Sabtu, Oktober 12, 2024
spot_img
BerandaNTBSUMBAWAPuluhan Hektare Lahan di Moyo Terancam Gagal Panen

Puluhan Hektare Lahan di Moyo Terancam Gagal Panen

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sumbawa, mencatat sekitar 30 hektare lahan pertanian di Kecamatan Moyo Hilir terdampak kekeringan dan berpotensi mengalami puso (gagal panen).

“Jadi, laporannya baru kita terima tadi secara lisan, besok rencananya koordinator pengairan dan camat akan turun ke lokasi,” kata Kabid Perlindungan Tanaman, Pengembangan Usaha, Distan Sumbawa, Toni Hamdani, kepada Suara NTB, Senin, 9 September 2024.

Berdasarkan data lanjut Toni, di Desa Ngeru ada sekitar 6 hektar sementara sisanya di desa Moyo. Sementara untuk mengantisipasi bertambahnya luas lahan terdampak kekeringan, pihaknya tetap akan melakukan pemantauan lebih lanjut.

“Kalau untuk lahan pertanian di Desa Ngeru termasuk desa Moyo kekeringan terjadi karena melanggar pola tanam dari jadwal yang ditetapkan,” ucapnya.

Toni melanjutkan, terhadap lahan tersebut pihaknya hanya mengandalkan air dari jaringan irigasi bendungan batu bulan. Sementara untuk bantuan pompanisasi, tidak bisa dilakukan karena tidak ada sumber mata air yang bisa dimanfaatkan.

“Jadi, polanya kita hanya mengandalkan air dari bendungan batu bulan, kalau dari sumber air lain sudah mulai mengering,” sebutnya.

Zulkifli salah seorang petani mengatakan padi yang terdampak kekeringan rata rata berumur satu bulan bahkan lebih. Sehingga membutuhkan suplay air yang cukup untuk masa pertumbuhan, namun air yang ditunggu petani tidak ada meskipun jadwal pengairan sudah ada.

“Saat ini petani hanya bisa pasrah melihat kondisi padi dan berharap ada solusi yang tepat terhadap kerugian yang dialami petani,” ucapnya.

Bahkan karena kondisi padi tidak bisa diselamatkan lagi, sebagian petani sudah ada yang ternak sapi ke lahan sawah yang kering. Kondisi ini kerap dialami petani karena air yang terbatas yang mengakibatkan petani merugi hingga jutaan rupiah.

“Kondisi ini sudah sering dikeluhkan ke pihak pengelola bendungan batu bulan, namun hingga saat ini belum ada realisasi,” tambahnya.

Ia berharap kepada pemerintah agar bisa memfasilitasi petani dengan pihak bendungan batu bulan agar tidak lagi mengalami kerugian dan gagal panen lantaran padi rusak karena kekurangan air.

“Kami berharap pemerintah bisa mengambil sikap atas kondisi yang kami alami, karena ini sudah sering terjadi sehingga petani tidak rugi lagi,” tukasnya. (ils)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -

VIDEO