Mataram (Suara NTB) – Kekurangan guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) masih menjadi permasalahan di NTB. Bahkan, jika nantinya usulan formasi guru SLB di rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada 2024 terpenuhi, kebutuhan terhadap guru SLB pada 2025 masih cukup banyak.
Hal itu mengemuka dari Rapat Koordinasi (Rakor) dan Pendampingan Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Penataan Guru dan Tenaga Kependidikan SLB. Rakor dilaksanakan di SLBN 1 Lombok Tengah oleh Bidang GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, pada Rabu, 11 September 2024.
Kepala Bidang GTK Dinas Dikbud NTB, Nur Ahmad pada Kamis, 12 September 2024 mengatakan, masih cukup banyak kebutuhan guru SLB di NTB untuk tahun 2025.
“Masih dibutuhkan di NTB pada tahun 2025 di luar usulan formasi guru PPPK tahun 2024. Apalagi di Mataram, Sumbawa, Dompu ada (rencana) SLBN baru dan rencana di KLU juga ada (SLB),” ungkap Nur Ahmad.
Dalam Rakor GTK itu, pihaknya membahas sejumlah hal bersama para kepala SLB. Beberapa topik yang dibahas, di antaranya pemetaan kebutuhan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) SLB tahun 2025, membahas permasalahan SLB selama ini, berbagi praktik baik beberapa SLB, dan penyampaikan informasi dari Bidang GTK Dinas Dikbud NTB.
Kebutuhan terhadap guru SLB juga terbentur dengan minimnya pelamar formasi guru SLB. Saat ada rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), pendaftar di formasi guru pendidikan khusus relatif sangat sedikit.
Menurut Nur Ahmad, berdasarkan data rekrutmen tahun 2022 dan 2023, dari sebanyak 400-an formasi guru SLB, pendaftar hanya 80-an orang. “Sebenarnya untuk peluang diterima untuk formasi guru pendidikan khusus sangat besar, karena formasi ada, tapi pendaftarnya sangat sedikit. Pendaftar itu pun sebagian bukan lulusan Prodi Pendidikan Luar Biasa (PLB),” ungkap Nur Ahmad.
Formasi guru produktif SMK dan guru Pendidikan Luar Biasa (PLB) masih menjadi prioritas usulan formasi PPPK dan CPNS tahun 2024 ini. “Formasi yang akan diusulkan tentu saja akan meng-cover kekurangan guru, terutama guru produktif/kejuruan dan PLB,” ungkap Nur Ahmad. (ron)
