spot_img
Sabtu, Desember 21, 2024
spot_img
BerandaPENDIDIKANPolresta Mataram Sosialisasi Anti-Perundungan kepada Siswa SMPN 11 Mataram

Polresta Mataram Sosialisasi Anti-Perundungan kepada Siswa SMPN 11 Mataram

Mataram (Suara NTB) – Sat Binmas Polresta Mataram menggelar sosialisasi tentang bahaya perundungan atau bullying di SMPN 11 Mataram, Sabtu, 14 September 2024. Sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan terhadap fenomena bullying di kalangan pelajar. Kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dari kepolisian dalam menjaga keamanan dan kenyamanan di lingkungan sekolah wilayah Kota Mataram.

Tim dari Sat Binmas Polresta Mataram, yang terdiri dari Kanit Binkamsa Iptu Isnaeny, Kasubnit Binpolmas Ipda Wiwik Puji Astuti, dan personel Sat Binmas lainnya, disambut Kepala SMPN 11 Mataram, H. Azizudin. Ia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya atas langkah preventif yang dilakukan oleh tim Sat Binmas.

“Pembinaan dan penyuluhan ini semoga bermanfaat bagi siswa-siswi, sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman belajar di sekolah dan dapat mencegah aksi perundungan di lingkungan sekolah,” ujar Azizudin.

Adanya kegiatan sosialisasi ini, siswa-siswa di SMPN 11 Mataram dapat lebih memahami pentingnya menjaga rasa hormat dan toleransi di antara sesama, serta menghindari perilaku perundungan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Dalam kesempatan tersebut, Kanit Binkamsa Iptu Isnaeni Nursehan juga menyoroti ancaman serius yang dapat dikenakan kepada pelaku perundungan, terutama jika tindakan tersebut menyebabkan luka fisik atau bahkan kematian.

Ia mengingatkan sesuai Pasal 76 C Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, pelaku bisa menghadapi hukuman penjara.

Oleh karena itu, para siswa juga diimbau untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. “Perkembangan teknologi harus diikuti dengan tanggung jawab. Hindari perilaku negatif di media sosial dan fokuslah pada hal-hal positif yang dapat meningkatkan prestasi. Perilaku bullying juga dapat menjadi pemicu terjadinya perkelahian atau tawuran antar pelajar. Karena itu mari bersama-sama ciptakan sekolah ramah anak. Lingkungan sekolah yang nyaman, aman, dan peduli terhadap siswa,” ujar Iptu Isnaeni Nursehan.

Ia juga mengajak sekolah untuk mengembangkan budaya yang positif di antara pelajar, mempromosikan pertemanan yang sehat dan saling mendukung. Ini mencakup memahami dan menerima perbedaan setiap individu dalam lingkungan sekolah. Dan menjadi tempat pembentukan sikap, perilaku, dan karakter peserta didik yang positif.

“Kami berharap guru dapat membantu peserta didik dalam membentuk karakter baik, membangun etika dan menjadi kebanggaan bangsa serta negara,” ungkapnya. (ron)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO