Dompu (Suara NTB) – Tanaman hortikultara sebagai tanaman yang dibudidaya untuk memenuhi kebutuhan pangan, obat -obatan dan estetika kini menjadi trend. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi dan pengobatan, sering kali menjadi penyebab inflasi di suatu daerah.
Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Dompu melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu kini memberikan perhatian pada pengembangan homoditas hortikultara di daerah. Selain untuk memenuhi gizi dan penanganan stunting, juga untuk menyiapkan petani dalam memenuhi kebutuhan buah dan sayuran ketika aktivitas PT Sumbawa Timur Mining (STM) berkembang ke arah produksi di masa mendatang.
Hal itu disampaikan Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Syahrul Ramadhan, SP di ruang kerjanya, Jumat, 4 Oktober 2024 . Penentu inflasi itu paling mendasar itu komoditi horti. Dari komoditi horti, baik dari potensi, peluang pasar, dan pengaruh secara nasional sangat signifikan. Kenapa tidak kita berbenah untuk segera mengoptimalkan potensi pengembangan horti, kata Syahrul Ramadhan.
Komoditi horti, tidak semata – mata membutuhkan lahan yang luas. Tapi juga bisa memanfaatkan lahan pekarang yang terbatas. Bahkan dengan jumlah lahan yang terbatas, hasil dari komoditi horti bisa memberi pendapatan setara dengan komoditas tanaman pangan yang musiman. Tapi memang dibutuhkan ketelatenan petani untuk merawat dan mengontrolnya, ungkap Syahrul.
Sebagai bentuk komitmen dan perhatian pemerintah dalam pengembangan komoditas hortikultura, tahun 2024 ini dibangun 5 screan hous modern pengembangan Hortikultura komoditas sayuran. Screan hous ini disebar setiap kecamatan, diantaranya Kecamatan Woja, Pekat dan Huu. Kita tempatkan di kelompok tani di atas lahan petani yang dihibahkan. Karena ini screan house modern, lokasinya harus didukung listrik, katanya.
Pembangunan screan house modern ini dalam tahap pabrikasi, sehingga dalam waktu tidak terlalu lama akan mulai dipasang pada lokasi yang ditentukan. Perusahaan yang menyiapkan peralatan, juga akan menyiapkan pembibitan dan pembinaan pada petani untuk tahap awal. Setelah sukses di tahap pertama, selanjutnya petani akan mengembangkan sendiri sesuai komoditas yang diinginkan petani, katanya.
Penyiapan SDM dalam pengembangan komoditas horti di Kabupaten Dompu, kata Syahrul, harus mulai jadi perhatian pihaknya. Terlebih 2 – 3 tahun kedepan, aktivitas PT STM akan semakin berkembang. Ketika perusahaan memasuki masa konstruksi dan produksi, mobilitas manusia di sekitar area aktivitas perusahaan sangat tinggi.
Manusia pasti membutuhkan makan. Kebutuhan pangan, termasuk komoditas horti juga semakin tinggi. Masa semuanya harus didatangkan dari luar. Untuk itu, harus mulai disiapkan dari sekarang. Ketika kita bisa memenuhi, perusahaan tidak mungkin akan datangkan dari luar. Apalagi kualitas dan harga yang relatif sama, jelasnya.
Tidak hanya sistem budidaya tanaman horti yang jadi perhatian, tapi juga pada menghadirkan produk yang berkualitas dan sehat. Sehingga pengembangan horti organik juga akan menjadi fokus kedepan. Selain untuk menghadirkan produk horti yang sehat, juga untuk menjaga keseimbangan tanah dari tingginya penggunaan bahan kimia.
Pengembangan komoditas hortikultura ini, bukan berarti mengabaikan tanaman pangan utama. Seperti padi, jagung, kedelai, dan kacang – kacangan. Kalau komoditas tanaman pangan, kita sudah cukup tinggi. Kita tinggal menjaga keberlangsungan. Perhatian kita pada komoditas horti, bukan berarti mengabaikan komoditas tanaman pangan. Keduanya tetap jadi perhatian, ungkapnya. (ula/*)