Dompu (Suara NTB) – Abrasi pantai Lakey kian mengkhawatirkan. Musala di sekitar Hotel Alamanda sudah roboh diterjang abrasi pantai. Bahkan bangunan tower pemantau selancar di pantai Lakey sebagian terkikis ombak dan terancam roboh bila tidak segera ditangani.
Hanafi, petugas dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu yang bertugas di Lakey Dompu, mengatakan, musala ini kawasan Lakey Peak ini mulai rusak saat diterjang banjir pada 25 November 2021 lalu. Namun bangunan musala ini akhirnya ambruk akibat abrasi pantai. “Ini akibat abrasi pantai. Sudah lama roboh dan belum ada perbaikan,” aku Hanafi.
Kekumuhan di sekitar wilayah ini diperparah akibat terputusnya pedestrian Lakey akibat banjir 25 November 2021 pada zaman Covid-19. Kunjungan wisata yang terbatas dan kerusakan akibat banjir serta abrasi pantai membuat kawasan wisata pantai Lakey belum mendapatkan perhatian penataannya. “Penataan kawasan wisata Lakey menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Semoga kedepan mendapat perhatian dari pemerintah atasan,” harap Hanafi.
Ia pun menyampaikan, tahun 2024 ini PT STM memberikan perhatian dengan perbaikan pedestrian Lakey yang terputus akibat bencana banjir 25 November 2021 lalu. Perbaikan ini semula direncanakan tahun 2023 lalu, namun baru direalisasikan tahun 2024 ini.
“Perbaikan pedestrian ini diharapkan akan menghilangkan kekumuhan di sekitar wilayah Lakey Peak. Karena di wilayah ini menjadi pusat kunjungan wisatawan mancanegara. Karena jadi lokasi surving dengan keindahan ombaknya,” ungkap Hanafi.
Selain memperbaiki pedestrian yang terputus, STM sebelumnya juga telah memasang lampu penerangan jalan di sepanjang pantai Lakey. Namun jaringan listrik penerangan kawasan pantai Lakey ini beberapa sudah roboh dan tidak menyala. Karena tiang lampu penerangan jalan dibuat dari besi dan berkarat, sehingga beberapa roboh.
Pasca robohnya musala di kawasan Lakey Peak, wisatawan yang berkunjung ke Lakey memanfaatkan musala yang disiapkan oleh Hotel Balumba. Untuk area di pinggir pantai, musala juga disiapkan secara swadaya oleh warga di kawasan pantai Nangas Lakey Hu’u. (ula)
