Giri Menang (Suara NTB) – Masyarakat Desa Giri Tembesi Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat tumpah ruah ke jalan menyambut kehadiran calon Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat, Nuavar Furqani Farinduan dan Hj Khairatun Fauzan Khalid (Rintun). Pada kesempatan kampanye tersebut, warga Giri Tembesi menyatakan dukungan kepada paket Rintun.
Farin hadir didampingi istrinya Felin, serta kedua orang tuanya Dr. H Zaini Arony yang juga mantan Bupati Lombok Barat dua periode dan Hj. Nanik Suryatiningsih, Anggota DPRD NTB. Warga Tembesi sejak dulu menjadi massa pendukung fanatik keluarga Farin dengan perolehan suara yang cukup signifikan.
Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Desa Giri Tembesi mencapai angka 2500, dan saat Pileg kemarin, istri Zaini Arony memperoleh suara lebih dari 70 persen. Hal ini membuktikan dukungan mereka kepada keluarga besar Zaini Arony masih sangat kuat. “InsyaAllah Farin dan Khairatun akan menjadi pemimpin di Lombok Barat bersama masyarakat Giri Tembesi,” ucapnya yakin di hadapan masyarakat.
Tak banyak yang Farin sampaikan dalam pidatonya, dia hanya meminta masyarakat memilih pemimpin dari hati, bukan memilih pemimpin hanya karena diberi uang alias disogok. “Jangan menjual harga diri kita terlalu murah, bayangkan saja jika kita menerima 100 ribu rupiah, dibagi 1835 hari (5 tahun), maka harga diri kita hanya senilai 54 rupiah per hari,” jelas Farin.
Celakanya lagi, tambah Farin, yakin dan percaya jika nantinya pemimpin yang menyuap itu dipilih oleh mayoritas masyarakat, maka setelah jadi dia akan melupakan masyarakat Lombok Barat. “Masyarakat akan dilupakan, karena dia merasa sudah membeli suara kalian,” tegas plt DPC Gerindra Lombok Barat ini.
Selain itu, Farin mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang berpengalaman, bukan yang baru, apalagi coba-coba. Pilih yang berpengalaman dan sudah terbukti. “Kalau baru, berarti dia baru uji coba, baru mulai dari awal, sementara membuat keadaan menjadi baik itu butuh waktu yang tidak sebentar. Jadi jangan coba-coba lagi, sudah tidak ada waktu untu coba-coba, karena saat ini waktunya Lombok Barat untuk melesat,” kata Farin.
Mantan Wakil Ketua DPRD NTB ini memang tak menampik jika dirinya dan Hj Khairatun juga masuk dalam kategori calon yang baru, tapi masyarakat bisa melihat siapa guru di belakang keduanya. “Guru kami Ayahnda H Zaini Arony dan suaminda Ibu Hj Khairatun yakni Bapak H Fauzan Khalid. Kami berguru dari mereka dan sebagai anak dan istri kami tidak mungkin mengkhianati perjuangan mereka,” tegas Farin yang langsung disambut gemuruh tepuk tangan warga Giri Tembesi.
Farin menjamin, kehadiran dirinya dan Hj Khairatun di Lombok Barat benar-benar ingin melanjutkan perjuangan Zaini Arony dan Fauzan Khalid. “Tekad kami hanya ingin melanjutkan perjuangan ayahnda kami, suami kami, yang sudah baik akan kita lanjutkan, yang belum baik kita perbaiki dan yang kurang kita sempurnakan,” ucap Farin.
Sementara itu, Hj Nanik Suryatiningsih yang mendapatkan kesempatan berpidato kedua. Hal yang sama juga disampaikan Hj Nanik soal memilih pemimpin yang ideal bagi Lombok Barat. Hj Nanik mengajak warga Giri Tembesi untuk melawan upaya calon yang menghalalkan segala cara demi menduduki jabatan kepala daerah.
“Mari kita selamatkan masa depan Lombok Barat, karena jika memilih karena disogok, sama saja kita tak ingin daerah kita maju, dan kita menuntup akses masa depan anak-anak kita, jadi jaga pintu rumah masing-masing,” serunya.
Sementara itu H. Zaini Arony dalam pidatonya mengingatkan masyarakat Giri Tembesi tentang tantangan yang akan dihadapi Lombok Barat kedepannya. “Ingat, tantangan Lombok Barat ke depan semakin banyak, baik itu di sektor pendidikan, ekonomi, pariwisata, pertanian dll,” ucap Zaini Arony.
Itu sebabnya Lombok Barat membutuhkan pemimpin yang cerdas, energik, punya jaringan nasional, mampu berkomunikasi dgn baik serta tentunya masih muda dan kuat. Semua syarat itu, nilai Zaini Arony, ada dalam diri Farin-Khairatun.
“Rintun itu paket paling lengkap, di provinsi ada Bunda Nanik wakil kita, di pusat ada Bapak Fauzan Khalid yang siap berjuang untuk Lombok. Barat dan yang paling penting kita punya Presiden sebagai penentu kebijakan tertinggi,” ungkap Zaini Arony. (ndi/*)