Mataram (Suara NTB) – Harga beras lokal mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir, meski besaran kenaikannya tidak signifikan. Jika sebelumnya harga kisaran Rp15.000 per Kg, naik menjadi Rp15.200 per Kg, atau kenaikannya Rp200 per Kg.
Ketua Forum Komunikasi Sales Marketing (FKSM) NTB, Hasbi menyebutkan, kenaikan harga beras lokal ini mengindikasikan kondisi produksi beras lokal ditengah musim kemarau.
“Yang ditakuti sekarang di musim kemarau ini orang gagal panen. Tapi tidak terlalu mengkhawatirkan. Bagusnya, karena sekarang dari Bulog rutin suplai untuk beras SPHP, itu efektif membantu untuk menekan harga beras di pasaran,” ujar GM MGM ini, Selasa, 15 Oktober 2024.
Menurutnya, jika tidak diimbangi terus suplai beras SPHP, dikhawatirkan harga beras akan naik tinggi. Beberapa outlet penjual beras menurut Hasbi mengakui, mengakui penjualan beras premium mengalami penurunan. Karena banyak konsumen yang beralih membeli beras SPHP, karena melihat harga ekonomisnya.
“Ada perubahan perilaku konsumen. Misalnya dulu dia beli beras premium 10 kg, sekarang mereka beli 5 Kg beras premium, 5 Kg beras SPHP. Karena jauh harganya, yang premium Rp83-84 ribu per 5 Kg, SPHP cuma Rp57.800 per 5 Kg,” terangnya.
Masuknya beras SPHP ini pelan-pelan mempengaruhi pasar, yang sebelumnya konsumsinya beras premium, beralih ke beras SPHP. Bukan hanya kelas menengah kebawah yang konsumsi beras SPHP. Bahkan menurut Hasbi, warung-warung tenda juga sudah menggunakan beras SPHP dicampur dengan beras medium.
“Kami pengusaha tetap ingin ada distribusi juga (SPHP), karena bisa menekan harga beras yang lain,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat dengan harga terjangkau, Bulog juga terus melakukan kegiatan Operasi Pasar (OP). Bekerjasama dengan dinas dan instansi terkait di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di NTB.
Sebelumnya, Pimpinan Wilayah (Pimwil) Perum Bulog NTB, Sri Muniati mengatakan, Bulog menggelontorkan sebanyak 2 ton beras SPHP (Penugasan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) pada setiap titik operasi pasar. Harga beras SPHP dalam kemasan 5 Kg ini Rp57 ribu. Atau harga penjualannya maksimal di pasaran Rp12.500 per Kg sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Selain itu, sejumlah kebijakan pemerintah dilakukan untuk menjaga stabilitas harga beras di masyarakat terjaga. Selain mendistribusikan beras SPHP ke pasar tradisional dan pusat-pusat keramaian hingga pedesaan dengan kerjasama antar pemerintah, kelompok-kelompok masyarakat juga dapat mengajukan kerjasama ke Bulog untuk menggelar operasi pasar. Bulog yang menyediakan berasnya dan langsung mendistribusikan ke titik yang diusulkan.
“Silakan saja, kalau ada kelompok masyarakat untuk mengajukan kerjasama untuk operasi pasar. Kita siapkan berasnya, dijual dengan harga sesuai HPP. Dan kita terus mendorong semua mitra kita, harus tersedia beras SPHP yang harganya tidak boleh dijual dari batas yang ditentukan pemerintah. Beras SPHP ini beras dalam kemasan dengan kualitas cukup bagus. berasnya adalah beras yang diserap dari petani di NTB,” ujarnya. (bul)