Mataram (Suara NTB) – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi menekankan tiga modal utama yang harus dikuasai untuk bisa magang ke Jepang.
“Pertama itu adalah kemampuan bahasa, kedua budaya, dan ketiga adalah kesehatan,” kata Aryadi pada program bantuan pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) 2024 yang diselenggarakan oleh LPK Non Style International School melalui keterangan tertulis di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan kemampuan bahasa, khususnya Bahasa Jepang, sangat penting karena orang Jepang tidak mau menggunakan bahasa lain. Kedua, pelajari juga budayanya karena orang Jepang sangat menghargai budaya. Yang ketiga, harus sehat.
“Kenapa harus sehat? Karena disiplin adalah nilai yang sangat dijunjung di Jepang. Kalau kita tidak sehat, tidak mungkin bisa bekerja dengan baik dan disiplin,” ujarnya.
Aryadi menuturkan bahwa negara Jepang memiliki masyarakat yang sangat disiplin. Karena itu, disiplin dan mental yang kuat adalah kunci sukses di sana. Disiplin adalah kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari di Jepang.
“Disiplin sangat ditekankan di Jepang. Dari disiplin inilah lahir etos kerja yang membuat kita produktif, efektif, dan efisien. Setiap jabatan harus memiliki etos dan etik yang baik agar terhindar dari kecelakaan kerja. Dengan etos kerja yang baik, kalian tidak hanya akan sukses sebagai pekerja, tetapi juga bisa menjadi pengusaha atau pemimpin di masa depan,” jelas Aryadi.
Ia juga berpesan kepada para peserta untuk mempersiapkan mental, meluruskan niat, dan membangun semangat untuk menghadapi setiap ujian yang ada. Menurut dia, mental adalah salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan dalam seleksi.
Terakhir Aryadi menginformasikan bahwa untuk bekerja di Jepang, terdapat tiga jalur utama, yaitu melalui program magang, bekerja melalui program penempatan G to G dan berangkat mandiri. Ia juga menginformasikan bahwa terdapat program percontohan yang memungkinkan perusahaan dengan job order untuk mengirimkan pekerja terampil ke Jepang melalui pola P to P.
“Setelah magang, mereka bisa melanjutkan sebagai skill workers dengan gaji yang lebih baik. Kami hanya menunggu job order-nya,” katanya.
Program bantuan Pelatihan LPKSÂ 2024 yang diselenggarakan oleh LPK Non Style International School merupakan program bantuan yang bersumber dari APBN melalui Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lombok Timur dengan fokus pelatihan pada Bahasa Jepang Level N5.
Sebanyak 16 peserta pelatihan di LPK Non Style telah menjalani pelatihan selama dua bulan dan dinyatakan lulus semua.
Aryadi menjelaskan bahwa BPVP Lombok Timur merupakan Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) di bawah Dirjen Binalavotas Kementerian Tenaga Kerja dengan wilayah binaan yang mencakup tiga provinsi, yakni Bali, NTB, dan NTT. BPVP ini membawahi 16 Balai Latihan Kerja (BLK)/Lembaga Latihan Kerja (LLK) dan 93 BLK Komunitas. (ant)