Mataram (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Provinsi NTB bersama stakeholder memberi perhatian serius terhadap keberadaan buaya di kawasan Pantai Bumbang, Desa Mertak, Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Kemunculan buaya di kawasan tersebut meresahkan masyarakat setempat yang biasa beraktivitas di pesisir.
Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi mengatakan, semua unsur dilibatkan untuk melakukan penanganan reptil tersebut seperti BKSDA, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Laut (BPSPL) Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP), Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan), Kantor SAR Mataram, dan Dinas Pariwisata.
Menurut Ahmadi, pihaknya akan membentuk tim penanganan habitat satwa buaya untuk melakukan penanganan secara bersama-sama. Tim juga segera memasang rambu peringatan ancaman buaya, pemetaan jejak dan wilayah keberadaan buaya serta edukasi kepada masyarakat tentang bahaya reptil buas dan upaya perlindungan tanpa merusak habitat ekosistem hayati di sekitar daerah tersebut.
“Jadi kita akan melakukan tindakan, ini sifatnya tindakan bersama berupa pembentukan payung hukum berupa SK tim penanganan habitat satwa buaya. Nanti setelah kami memiliki SK tersebut, kita akan turun bersama-sama kira-kira apa tindaklanjutnya,” kata Ahmadi kepada Suara NTB, Minggiu, 20 Oktober 2024.
Ia mengatakan, jika ada kerusakan habitat buaya akan ditindaklanjuti oleh Dinas LHK. Sementara aspek pengamanan buaya akan ditangani oleh BKSDA NTB agar tidak berkeliaran dan mengganggu masyarakat.
“Kita inginkan jangan sampai ada buaya berkeliaran karena pantainya menjadi tidak aman, citranya menjadi negatif terhadap pariwisata kita. Bisa saja akan direlokasi ke habitatnya. Sehingga habitatnya perlu direhabilitasi, agar tidak berkeliaran perlu dibuatkan pagar ditambah lagi dengan pembuatan rambu-rambu supaya masyarakt waspada,” imbuhnya.
Masyarakat yang beraktifitas di sekitar Teluk Bumbang seperti petani rumput laut, nelayan dan lain sebagainya agar tetap meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari dampak yang buruk terhadap keberadaan buaya di sekitar sana.
Terkait dengan jumlah buaya di Teluk Bumbang, berdasarkan hasil rapat dengan para pihak pekan kemarin, buaya di sana diprediksi lebih dari satu ekor. Mereka memiliki populasi yang beranak-pinak, sehingga buaya jantan dan betina diprediksi menempati kawasan tersebut.
“Mungkin saja mereka berkembang biak di habitatnya. Itu yang akan diteliti secara mendalam bersama BKSDA dan tim terpadu. Termasuk kita libatkan jika di kampung ada pawang buaya, termasuk kita libatkan NGO pemerhati reptil di Bali itu, karena tak bisa kita menangkap buaya secara sembarangan,” katanya.
Sebelumnya, pada awal Oktober ini, seorang nelayan bernama Suriadi dikejutkan dengan penampakan seekor buaya besar sedang berjemur di Keramba Lobster miliknya di Pantai Bumbang, Dusun Bumbang, Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Buaya tersebut diketahui terus berkeliaran hingga saat ini, sehingga butuh kerjasama semua pihak untuk mencegah dampak buryk reptil tersebut bagi masyarakat dan pariwisata. (ris)