Mataram (Suara NTB) – Nama Mardani H Maming kini tengah jadi sorotan. Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan selama dua periode ini dikenal memiliki semangat tinggi memajukan pendidikan dan SDM di daerah.
Berbagai jejak digital masih mencatat bagaimana pada masa kepemimpinannya pendidikan gratis hingga 12 tahun. Saat daerah-daerah lain belum mengambil kebijakan itu.
Ia getol mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan kompetitif melalui akses pendidikan yang seluas-luasnya bagi masyarakat.
Ia menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 3 tahun 2015 tentang Kartu Sehat dan Pintar. Kartu yang disebut Kaspin itu diberikan kepada masyarakat untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis khususnya kepada penduduk miskin.
Kemudian beasiswa bagi anak untuk menempuh pendidikan formal maupun kesetaraan jenjang pendidikan dasar dan menengah yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas sumber daya manusia sebagai bagian dari upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Mardani juga jadi pelopor wajib belajar 12 tahun. Dimana daerah lain masih banyak belum menerapkannya, dia sudah mantap membebaskan biaya sekolah dengan sasaran calon peserta didik yang berusia 7 tahun sampai 18 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar dan menengah.
Pemerataan fasilitas pendidikan hingga ke pelosok desa juga tak luput dari perhatiannya selama menjadi kepala daerah.
Tak hanya sampai di tingkat sekolah, pria kelahiran Batulicin, 17 September 1981 ini juga membantu di jenjang kuliah.
Melalui Yayasan Haji Maming Enam Sembilan yang Ia bina, setidaknya Yayasan itu telah memberikan bantuan Rp4,8 miliar untuk beasiswa 21 mahasiswa angkatan pertama Program Doktor (S3) Ilmu Sosial yang diresmikan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) pada Januari 2018, hasil kerjasama dengan Universitas Airlangga Surabaya.
Tak hanya ULM, Mardani juga membuka beasiswa bagi mahasiswa Program Doktor pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin di tahun yang sama dari kantong pribadinya melalui Yayasan Haji Maming Enam Sembilan sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan miliknya.
Atas tindakannya tersebut, berbagai dukungan baik dari masyarakat Tanah Bumbu maupun teman-teman mengalir untuk Mardani yang saat ini tengah berjuang menunggu keadilan. (r)