Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Sumbawa, menyebutkan potensi lahan untuk pengembangan budi daya rumput laut baru mencapai 35 persen dari total luas lahan potensial yang dimiliki mencapai sekitar 5000 hektar.
“Masih cukup besar lahan potensial yang kita miliki, yang sudah termanfaatkan paling di angka 35 sampai 40 persen saja,” kata Kadis Lutkan Sumbawa, Rahmat Hidayat, kepada Suara NTB, Kamis, 14 November 2024.
Dikatakannya, banyak lahan potensial belum dimanfaatkan karena pola pengembangan rumput laut dilakukan secara tradisional. Salah satunya hanya mengandalkan pola patok dasar saja belum dilakukan secara long line.
“Pola budi daya kita masih tradisional, sehingga masih banyak lahan potensial kita yang belum termanfaatkan oleh pelaku budi daya,” ucapnya.
Dia pun menyebutkan, salah satu lokasi yang menjadi unggulan budi daya rumput laut berada di Desa Batu Bangka. Bahkan hasil pantauan yang dilakukan secara langsung, masyarakat sudah ada yang menikmati hasil dari proses budi daya tersebut.
“Alhamdulillah hasilnya sangat bagus, sehingga banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi pembudi daya rumput laut,” ujarnya.
Rahmat melanjutkan, apalagi harga yang berlaku di pasaran saat ini sangat bagus dan sangat menjanjikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Bahkan harga bibit saat ini hanya Rp3.500 per kilogramnya dengan nilai jual yang sangat tinggi.
“Kalau harga rumput laut kering saat ini berlaku di angka Rp14 ribu per kilogram. Harga itu sangat bagus, makanya kita akan terus mendorong supaya masyarakat lebih melirik budi daya rumput laut ini,” tambahnya.
Ia menambahkan, “Kita siap dukung pelaku budi daya ini untuk memaksimalkan lahan potensi yang ada tinggal petani mau atau tidak mengelola lahan potensial tersebut dengan maksimal,” tukasnya. (ils)