Mataram (Suara NTB) – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram menelusuri peredaran er krim yang diduga menjadi penyebab keracunan 20 anak di SDN 5 Lendang Nangka, Kabupaten Lombok Timur.
Kepala BBPOM di Mataram, Yisef Dwi Irwan di Mataram, 18 November 2024 menyampaikan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur dan membenarkan kasus keracunan puluhan anak ini setelah mengonsumsi es krim stik ini.
“Menurut informasi, sampel sudah dikirimkan ke Dinkes Provinsi NTB. Kalau saya liat produk tersebut registrasinya PIRT 216337601464-22. Sementara produk beku termasuk es krim harus BPOM dan tak boleh PIRT krn tingkat resikonya. Berdasarkan pengecekan no PIRT tersebut juga tak terdaftar,” katanya.
Yosef menambahkan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan sumber perolehan es tersebut. Setelah dicek lebih detail, ternyata kemasan es stik seperti itu juga dijual bebas di platform online. Artinya bisa diproduksi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dan proses produksi tidak sesuai cara produksi pangan olahan yang baik.
“Untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas. Kita koordinasi dengan para pihak, dimana sumber produksi dan pemasarannya,” tambahnya.
Terkait keamanan pangan, Yosef mengatakan, tidak juga sepenuhnya harus diserahkan kepada pemerintah. Meskipun pemerintah memang memiliki tugas dan kewajiban memastikan kepatuhan pelaku usaha terkait mutu dan keamanan, termasuk pemberdayaan masyarakat.
“Peran orang tua juga penting untuk mengawasi anak-anaknya membeli dan mengonsumsi makanan di luar rumah. Kalau ke sekolah, sebaiknya orang tua siapkan makanan untuk anak-anaknya supaya tidak belanja sembarangan di luar,” katanya.
Selain itu, pelaku usaha juga wajib memastikan bahwa produk makanan yang diproduksi atau didistribusikan memenuhi aspek mutu dan keamaman. Pemerintah tidak mungkin melakukan inspeksi 7 x 24 jam. Inilah perlunya kesadaran bersama. Atau istilahnya berbagi tanggung jawab dalam kolaborasi pemgawalan keamanan pangan.
Kooedinasi dangan lintas sektor menurut Yosef sudah berjalan baik. Di BPOM Mataram, terdapat juga Tim Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di setiap Kabupaten/ Kota. Namun jumlah produk makanan yang beredar sangat banyak dan bisa masuk dari mana saja, baik dari provinsi lain, atau bahkan luar negeri.
“Pemberdayaan masyarakat menjadi penting, oleh karenanya BPOM menginisiasi 3 program nasional keamanan pangan, yaitu Desa Pangan Aman, Pasar Aman Berbasis Komunitas dan Intervensi Sekolah dengan PJAS aman. Namun tentu juga kami tidak dapat mengintervensi semua desa, sekolah dan pasar yang ada di NTB, harapannya Pemda dapat mereplikasi program serupa,” demikian Yosef. (bul)