Selong (Suara NTB) – Segmen pendidikan disebut masih memberikan sumbangan cukup besar terhadap rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lombok Timur (Lotim). Angka Tidak Sekolah (ATS) untuk sekolah dasar dan menengah atau wajib belajar sembilan tahun tercatat mencapai 21 ribu siswa.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Lotim, Izzudin menjawab Suara NTB, Rabu 20 november 2024
Sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS) rata lama sekolah (RLS) 7,36 tahun sedangkan harapan lama sekolah (HLS) 14,07 tahun.
Izzudin menerangkan komitmen Pemkab Lotim untuk atensi masalah tersebut. Menyelenggarakan pendidikan kesetaraan melalui pusat kegiatan berbasis masyarakat (PKBM) “Insya Allah tahun anggaran 2025 kami sudah rencanakan anggarannya,” ucapnya.
Dijelaskan, untuk lebih progresif akan dilaksanakan dan kerjasama dengan semua pihak termasuk dengan melibatkan ibu-ibu kader desa.
“Kami sudah ajukan telaah staf berikut data angka putus sekolah di Lombok Timur, untuk mendapat petunjuk dan arahan dari pak Pj Bupati,” ungkapnya.
Izzudin menambahkan ATS masih cukup banyak dan menjadi penyumbang terbesar ada di Lotim karena anak-anak usia sekolah ini banyak yang ditinggal orang tua menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Adapun peran PKBM, sambung Izzudin tentu juga menjadi sasaran penguatan yang akan lakukan di tahun yang akan datang. Data ATS sebelumnya 23 ribu. Data tersebut katanya masih perlu diperbaiki karena banyak data dobel.Dari kegiatan PKBM susah berhasil ditekan 200 orang.
Sisa ATS ini katanya akan diverifikasi dan divalidasi lebih jauh untuk hasilkan data lebih lengkap. Bicara pendidikan dasar tidak saja di bawah kewenangan Dinas Dikbud Lotim tapi juga Kementerian Agama (Kemenag). “Dengan Kemenag akan bekerja sama untuk bersama-sama melalukan verifikasi dan validasi data tersebut,” ujarnya. (rus)