Selong (Suara NTB) – Kegiatan Sekolah Lanjut Usia (Lansia) yang digelar di Bagik Patung Selatan Kecamatan Suralaga dinilai sangat positif. Sekolah satu-satunya di Lotim itu harapannya ke depan akan coba direplikasi di semua kecamatan se Kabupaten Lotim.
“Harapan saya secara pribadi bisa kita replikasi di semua kecamatan, satu kecamatan satu sekolah Lansia,” ungkap Pejabat (Pj) Bupati Lotim, H. M. Juaini Taofik menjawab media usai menggelar Wisuda 50 warga Lansia yang ikut Sekolah Lansia Bagik Patung Selatan di Kantor Bupati Lotim, Senin, 25 November 2024.
Pj Bupati mengatakan bahwa sekolah Lansia ini merupakan produk baru dari BKKBN yang diperuntukkan sebagai wadah menempuh pendidikan bagi para lansia agar mampu hidup secara mandiri. Ia juga mengakui bahwa dalam setiap elemen pemerintah itu harus hadir dalam menjamin kehidupan masyarakatnya, baik itu pendidikan, kesehatan, dan sosialnya.
Diketahui, pada bidang kesehatan sudah ada Posyandu Keluarga (Posga) yang menghadirkan sasaran lansia. Melalui Posga, pada lansia bisa mengecek kesehatan. Dinilai, lewat Sekolah Lansia ini bisa mencetak Lansia-lansia mandiri dan sehat.
Taofik juga mengaku bahwa ia banyak belajar dengan adanya sekolah lansia. Ketika lansia banyak sekali yang berubah terutama pada fungsi sosialnya dan itu harus tetap terjaga.
Secara umum tidak ada kata berhenti belajar. Dalam agama juga mengajarkan untuk terus menuntut ilmu. “Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat,” ucapnya.
Kepala Desa Bagik Patung Selatan, Abdul Manan berharap sekolah Lansia ini bisa berlanjut tahun depan. Ia merasa, selama ini aktivitas sekolah lansia cukup berhasil. Sebanyak 50 orang lulusan lansia untuk pertama kalinya ini dianggap berhasil.
Melalui sekolah tersebut dapat mencetak lansia yang mandiri dan berdampak pada segi kehidupan lainnya.
Sekolah Lansia Sehat Ceria berumur 63 sampai 80 tahun ke atas. Di mana sekolahnya berjalan selama satu tahun dengan dua kali pertemuan tatap muka dalam satu bulannya dan diberikan dua mata pelajaran dalam setiap pertemuan.
Para pengajar mengedepankan kepada siswa lansia untuk bagaimana menjadi lansia mandiri dan mampu berkomunikasi dengan masyarakat secara baik melalui sistem pembelajaran yang diajarkan
Para lansia yang menempuh pendidikan di sekolah lansia sendiri tidak dipilih dari kalangan ekonomi manapun, melainkan mereka yang mau memperbaiki kesadaran kehidupan yang sehat di kalangan para lansia yang sering kali dianggap sebagai bayi dewasa atau beban keluarga ketika menginjak usia renta.
Kepala DP3AKB Lotim, H. Ahmat mengatakan bahwa sekolah lansia yang ada di Desa Bagik Payung Selatan terintegrasi dengan BKKBN Provinsi NTB dengan mengalokasikan anggaran. Sementara dari DP3AKB Lotim sendiri, ia berjanji akan mengalokasikan anggaran melalui kelompok kegiatan.
Jumlah lansia di Lotim mencapai 90 ribu orang, DP3AKB pada tahun 2025 akan menyisir para lansia yang diharapkan dapat mendukung kenaikan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lotim yang saat ini masih menduduki peringkat ke-7 dari 10 kabupaten/kota di NTB.
Lansia-lansia yang barang kali belum tamat SMP atau SMA akan kita sisir dan utamakan sehingga ke depan bisa mendukung IPM kita karena angka putus sekolah bisa teratasi dengan kolaboratif sekolah lansia.
Materi yang diberikan sendiri meniti beratkan pada pembelajaran konsep tujuh dimensi keluarga, sehingga nantinya akan melahirkan lansia yang mandiri dan berwawasan. Ke depan diharapkan menjadi lansia yang tangguh dan tidak menjadi beban keluarga.(rus)