Mataram (Suara NTB) – Kebijakan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menghentikan pengiriman sapi dari Pulau Sumbawa, mempengaruhi kebutuhan daging segar. Kota Mataram terancam kekurangan stok daging segar menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2025.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, H. Irwan Harimansyah menerangkan, regulasi yang disampaikan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menghentikan pengiriman sapi dari Pulau Sumbawa berlaku selama 40 hari. Tim analisis resiko telah mengakhiri pengkajian sehingga diharapkan tidak ada temuan kasus penyakit mulut dan kaki. “Hari ini (kemarin,red) tim analisis resiko terakhir bekerja,” kata dia.
Stok daging diklaim masih terpenuhi. Pasokan sapi tidak hanya berasal dari Kabupaten Lombok Tengah, melainkan dari Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram. Di satu sisi, kebutuhan daging segar menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2025 dipastikan mengalami peningkatan karena banyaknya kegiatan skala lokal maupun nasional. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi stok daging sapi lokal alias daging segar. “Makanya itu yang sedang kita pikirkan diakhir tahun pasti banyak event,” pungkasnya.
Kepala Dinas Perikanan Kota Mataram berharap rekomendasi dari tim analisis resiko tidak menemukan indikasi virus PMK pada sapi, sehingga pengiriman hewan ternak dari Pulau Sumbawa mulai dibuka. Pengusaha pemotong sapi mulai risau karena tidak bisa menjalankan usaha mereka secara normal, sehingga berdampak terhadap perekonomian mereka.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida mengatakan, meskipun adanya pembatasan pengiriman sapi dari Pulau Sumbawa, tetapi harga daging sapi di pasar tradisional normal mencapai Rp125 ribu perkilogram. Menurutnya, tidak ada pergerakan harga daging yang signifikan. “Artinya, tidak ada kenaikan harga dan kondisinya normal,” ujarnya.
Pihaknya akan memanggil distributor daging import untuk memastikan ketersedian stok menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2025. Untuk kebutuhan konsumsi diakui Nida, konsumen memilih daging segar daripada daging beku. Daging beku dinilai tidak bagus untuk kesehatan apabila cara penyimpanannya baik, sehingga daging import banyak diburu oleh pengusaha catering karena harganya relatif terjangkau dibandingkan daging sapi segar. (cem)