Giri Menang (Suara NTB) – Akibat tingginya intensitas hujan di wilayah Kuripan Lombok Barat (Lobar), Selasa, 10 Desember 2024 menyebabkan air sungai meluap hingga menggerus lahan pertanian warga yang baru ditanam. Derasnya sungai akibat hujan juga menghantam jembatan penghubung beberapa dusun yang ada di Dusun Perengge, Desa Kuripan Utara Kecamatan Kuripan. Akibatnya, bangunan jembatan patah dan nyaris putus.
Mengantisipasi hal-hal yang tak inginkan, jembatan yang berusia 30 tahun lebih tersebut ditutup sementara. Warga dilarang melalui jembatan tersebut. Pihak Pemdes Kuripan Utara turun mendampingi tim Pemda, terdiri dari Kalak BPBD Lobar Sabidin dan OPD terkait turun meninjau lokasi jembatan tersebut.
Kepala Dusun Perengge Dalem Mahid, menerangkan kondisi kerusakan jembatan sudah lama terjadi. Namun dipicu hujan lebat, sejak Senin hingga Selasa (10/12) akhirnya bangunan jembatan tersebut patah hingga nyaris putus pada Senin malam sekitar pukul 22.00. “Kejadiannya sekitar pukul 22.00 Senin malam,” jelasnya.
Warga pun kebingungan, karena khawatir dengan kondisi jembatan yang memang kondisi sudah tak layak untuk dilewati. Ia dan kepala desa (kades) pun berupaya menelepon ke beberapa pihak.
Jembatan itu dibangun sejak tahun 1990 an silam. Material berupa besi jembatan dari bekas bongkaran jembatan yang ada di Sakra Lotim.
Sejak dibangun, jembatan itu tidak pernah direnovasi pihak Pemkab Lobar. Penanganan hanya dilakukan oleh pihak pemdes setempat. “Semula pakai kayu, tapi beberapa periode kades berinisiatif membangun pakai beton dan aspal,” ujarnya.
Padahal jembatan ini menghubungkan beberapa dusun, Pedek Anyar, Perengge Luah, Perengge Dalem, Lendang Bile, Pesongoran, Iting Langgem.
Jembatan ini menjadi jalur utama bagi warga beraktivitas, karena kalau melalui jalur lain memutar dengan dengan jarak jauh hingga 3-4 kilometer. Akibat jembatan rusak, sekitar 600 KK yang ada di Dusun Perengge Luah dan Perengge Dalem terpaksa memutar ke jalur alternatif. “Nanti sulitnya kalau mau memakamkan warga, karena ini akses kuburan terdekat,”jelasnya.
Sebelum ada jembatan warga harus memutar sekitar 2-3 kilometer. Pihaknya sudah melaporkan ke Pemda, dan berharap harga segera dibangun. “Harus segera dibangun ini, karena tak layak,”imbuhnya.
Di tempat yang sama Kades Kuripan Utara Asmawi mengatakan bahwa pihak Pemdes sangat berharap kepada Pemkab Lobar segera membangun jembatan ini. “Karena jembatan ini tidak layak, ini kebutuhan vital warga kami. Termasuk penghubungnya ke dusun-dusun,” katanya.
Pihaknya pun sudah melapor ke Pemkab Lobar, bahkan langsung ke Penjabat Bupati dan mendatangi Kepala Dinas Pekerjaan Umum. “Kami sudah laporkan ke Pak Pj Bupati, dan sudah sampaikan ke BPBD dan PU,” ujarnya.
Kalak BPBD Lobar Sabidin dan tim sudah turun mengecek kondisi jembatan. Namun penjelasannya, kewenangannya ada di Dinas PU, sehingga BPBD perlu berkordinasi dengan OPD terkait. “Tinggal PU belum turun,” sambungnya.
Selain jembatan, dampak banjir juga merusak tanaman pagi milik petani yang baru ditanam. Bahkan, benih padi baru ditebar pun hanyut dan terendam banjir. Di beberapa dusun lahan pertanian tertimbun terdampak banjir, menyebabkan kerusakan lahan pertanian. “Ada yang baru tabur benih, baru tanam. Itu rusak,”jelasnya.
Pihaknya pun sudah melapor ke pihak UPT BPP Distan dan tim BPP sudah turun mengecek lahan pertanian warga. Ia berharap agar lahan pertanian yang terdampak dilaporkan ke Distan. Sebab diperkirakan lahan pertanian yang terdampak sekitar 10 hektar. “Yang terdampak sekitar 10 hektar,”sebutnya.
Ia berharap ada perhatian dari pemerintah khususnya Distan untuk merespon kerusakan yang dialami petani.
Sementara itu Kalak BPBD Lobar Sabidin menyampaikan pihaknya sudah turun mengecek kondisi jembatan. Untuk penanganan lebih lanjut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas PU. “Karena wewenangnya di Dinas PU,” ujarnya. (her)