Giri Menang (Suara NTB) – Aksi demontrasi menyambut kedatangan kapal pesiar berpenumpang ribuan wisatawan asing yang singgah di pelabuhan Gilimas, Kecamatan Lembar, Senin, 16 Desember 2024. Demonstrasi tersebut dilakukan pemilik lahan yang menuntut lahannya segera dibayar pihak PT Pelindo III. Pasalnya sampai saat ini belum dilakukan terhadap tiga titik lahan.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, aksi pemilik lahan tersebut dilakukan karena pihak Pelindo sampai saat ini belum melakukan pembayaran terhadap tiga titik lahan yang ada di Pelabuhan Gilimas tersebut. Salah seorang pemilik lahan yakni Inaq Sahmah, bahkan turun dalam aksi tersebut dan menyatakan bahwa lahan miliknya seluas 1,12 hektare sampai saat ini belum dibayar sepeser pun oleh perusahaan plat merah itu.
“Sampai saat ini mereka (Pelindo) belum membayar sewa lahan, apalagi membayar biaya penguasaan lahan,” kata Sahib, satu orator dalam aksi demonstrasi tersebut. Menurutnya, Pelindo ini adalah cikal bakal persoalan.
Jika tidak dilakukan pembayaran dengan segera, maka warga akan lakukan pemagaran lahan di pintu masuk Pelabuhan Gilimas ini. “Kami akan ambil hal kami, ini lahan kami,” ujarnya.
Sahib menegaskan, warga pemilik lahan tidak akan bubar sebelum ada kesepakatan tertulis antara pihak Pelindo dengan pemilik lahan. Terlebih, para pemilik lahan ini memiliki data serta alas hak kepemilihan sebagai dasar menuntut pembayaran tersebut. “Kalau tidak ada kesepakatan, kami tidak akan pulang,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Ridwan, warga lainnya. Di dalam orasinya, dia menyebutkan bahwa ada tiga titik lahan yang belum dilakukan pembayaran. Selain itu, ada indikasi salah bayar yang dilakukan oleh PT Pelindo.
“Ada salah bayar dari Pelindo. Pembayaran tidak dilakukan secara langsung kepada Inaq Sakmah selaku pemilik lahan,” bukanya.
Sama seperti orator sebelumnya, Ridwan juga mengancam akan memblokade akses masuk ke Pelabuhan Gilimas tersebut jika tidak ada itikad baik dari PT. Pelindo.”Biar tamu internasional tahu bahwa Pelindo ini bermasalah,” ujarnya.
Sempat terjadi ketegangan antara massa aksi dengan aparat keamananan saat mereka berniat marangsek masuk untuk menemui pihak Pelindo. Namun, aksi tersebut berhasil diredam setelah dilakukan komunikasi secara langsung yang dipimpin Kapolsek KP3 Lembar Ipda Farhan.
“Silakan orasi, atau mau hearing. Namun perlu diingat, ini objek vital nasional, ini tamu wisatawan mancanegara juga datang. Jadi kami akan berupaya menjalankan tugas dengan baik,” ujar Kapolsek KP3 Lembar.
Bahkan, Kapolsek sempat menyatakan bahwa pihaknya seolah-olah dibenturkan dengan kondisi tersebut. Di mana di satu sisi, sebagai polisi mereka harus mengamankan kedatangan ribuan wisatawan yang datang, dan di satu sisi mereka juga harus menjaga agar aksi demonstrasi berjalan dengan tertib.
“Kalau soal adanya pelanggaran hukum, silakan dilakukan prosesnya ada hukum perdata maupun pidana. Namun yang jelas kami berharap agar aksi ini berjalan dengan baik,” tegasnya kemudian.
Setelah dilakukan diskusi panjang dan lobi-lobi ke pihak Pelindo melalui fasilitasi aparat Kepolisian, pihak Pelindo pun bersedia menemu massa aksi dan juga pemilik lahan. Memang, dalam diskusi singkat tersebut belum ada kata sepakat antara ke dua belah pihak, karena pihak Pelindo III Lembar harus menembuskan hal itu ke Pusat.
Menurut Branch Manager (BM) Pelindo Lembar Kunto Wibisono, dirinya tidak memiliki daya apapun untuk menjawab kemauan pemilik lahan karena kebijakan ada di pusat. “Apapun yang disampaikan hari ini, pasti akan kami sampaikan ke atas, sesuai mekanisme yang ada,” ujarnya singkat.
Pertemuan tidak membuahkan hasil, meski semua pihak pemilik tanah dengan keras menuding ada oknum mafia dibalik proses pembebasan lahan yang saat menjadi lokasi Pelabuhan Gilimas. (her)