Mataram (Suara NTB) – Museum Negeri NTB menerima hibah 8 koleksi dari Kesultanan Sumbawa. Delapan koleksi yang dihibahkan itu adalah duplikat keris, ayat selepa (Pekinangan), kipas sultan atau pekebas, bendera kerajaan 2 buah, ceret Sultan satu set dan daftar silsilah Kerajaan Sumbawa.
Koleksi-koleksi Kesultanan Sumbawa yang dihibahkan ini kemudian ditempatkan pada satu vitrin khusus yang diresmikan pembukaannya, Rabu 18 Desember 2024. Hadir juga anggota Ikatan Keluarga Sumbawa (IKS), tokoh-tokoh Sumbawa yang ada di Kota Mataram dan perwakilan dari Kesultanan Sumbawa.
Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam, S.H., M.H., menjelaskan, hibah koleksi diberikan Kesultanan Sumbawa saat upacara adat pengangkatan Datu Raja Muda di Istana Dalam Loka, Rabu 29 Mei 2024. Hibah replika pusaka ini diberikan pada Pemprov NTB yang diterima Asisten III (Administrasi Umum) Setda NTB H. Wirawan, S.Si., M.T. Setelah itu diserahkan pada Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam. Penyerahan ini dilakukan setelah Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharudin IV mengangkat cucunya Raihan Omar Hasani Daeng Mas Madinah sebagai Raja Muda Kesultanan Sumbawa.
Menurutnya, peresmian pembukaan vitrin ini untuk memberikan kepercayaan pada pemberi hibah atau kolektor pada Museum Negeri NTB, jika hibah yang diberikan tersebut dimanfaatkan sesuai dengan maksud dari hibah tersebut. Selain itu, ujarnya, pihaknya menginginkan masyarakat luas akan memberikan hal yang sama, yakni menghibahkan koleksi benda bersejarah pada Museum Negeri NTB untuk dilakukan perawatan dan memberikan informasi pada generasi sekarang terkait masa lampau.
‘’Kami juga sudah melobi masyarakat atau keturunan dari tokoh-tokoh yang ada di Lombok ini bahwa museum ini dapat dipercaya. Bahkan sangat bisa dipercaya untuk menyimpan memori yang berada di dalam benda-benda tersebut,’’ ujarnya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kolektor dari Australia yang siap memberikan hibah. Bahkan ada salah satu kolektor dari Switzerland yang siap memberikan hibah berupa kain songket bercorak tuan guru di Lombok. ‘’Ini yang masih terus kita jajaki. Terus melakukan lobi. Kain itu umurnya sudah di atas 200 tahun. Itu yang sedang kita lakukan. Peresmian ini untuk memberikan kepercayaan pada masyarakat, jika hajat mereka dapat kami jaga dengan baik dengan cara meresmikan benda-benda tersebut masuk dalam vitrin yang sudah ada,’’ tambahnya.
Pihaknya juga memberikan apresiasi pada salah satu tokoh masyarakat Sumbawa yang tinggal di Kota Mataram H. Amirin Abdurrahim yang siap menyerahkan koleksi barang bersejarah yang ada di rumahnya. Pihaknya siap menerima koleksi dari masyarakat, karena pemerintah melalui Museum Negeri NTB hingga sekarang ini belum memiliki anggaran untuk pengadaan koleksi benda-benda bersejarah yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
‘’Minggu depan akan ke rumah beliau dan itu merupakan kepercayaan bagi masyarakat. Karena kami di beberapa tahun terakhir ini sudah tidak ada anggaran yang bersumber dari APBD untuk melakukan penambahan koleksi,’’ ungkapnya.
Adanya penambahan koleksi di museum, lanjutnya, pihaknya akan menyelamatkan keberadaan benda-benda ini di masyarakat. Pihaknya juga memberikan apresiasi pada masyarakat di level bawah atau di desa yang sudah menyimpan benda-benda bersejarah, sehingga pihaknya menggelar Festival Pustaka Desa di Pura Lingsar bertepatan dengan Perang Topat.
Perwakilan dari IKS Profesor Dr. Muhammad Saleh Ending, M.A., memberikan apresiasi kegiatan yang dilakukan di Museum Negeri NTB. Guru Besar Universitas Islam Negeri Mataram ini mengharapkan nilai-nilai lokal pada benda-benda bersejarah atau tradisi harus dilakukan oleh semua pihak. Begitu juga dengan naskah Lontar Sumbawa diharapkan bisa didigitalisasi sebagaimana halnya digitalisasi naskah Lombok agar generasi muda bisa mengetahui isi kandungan lontar.
Menurutnya, Sumbawa memiliki banyak tradisi dan dan benda-benda bersejarah yang harus terus dilestarikan. Bahkan, saat dirinya berkunjung ke Perpustakaan Leiden di Belanda menemukan ada 250 buku yang membahas khusus tentang Sumbawa.
‘’Waktu saya ke Perpustakaan Leiden di Belanda, ada 250 buku tentang Sumbawa. Dan buku ini harus dibaca oleh Tau Samawa. Banyak nilai yang didapatkan dari ini semua,’’ ujarnya.
Sementara Sekretaris Majelis Adat Lembaga Adat Tau Samawa, Yuli Andari Merdikaningtyas, M.A., menyampaikan Sultan Sumbawa Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharudin IV berterima kasih pada Museum Negeri NTB yang telah memajang koleksi dari Kesultanan Sumbawa.
Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi perkembangan museum di NTB sebagai elemen penting untuk kemajuan kebudayaan. Termasuk mengharapkan seluruh institusi kebudayaan yang tergabung dalam lembaga adat berkolaborasi terhadap budaya lokal, tidak hanya di Sumbawa, tapi di NTB, sehingga budaya dan adat semakin dikenal oleh generasi muda.
Untuk Kelestarian Budaya
Di sisi lain, tokoh adat Sumbawa di Mataram H. Amirin Abdurrahim mengaku siap menyumbangkan koleksi yang dimiliki pada Museum Negeri NTB. Diakuinya, daripada koleksi benda yang dimiliki disimpan di rumah, karena faktor usia, dirinya lebih percaya menyerahkan koleksinya dirawat pada museum.
‘’Tentunya niat saya dengan ibu di rumah dengan menyerahkan benda-benda bersejarah tersebut. Tidak hanya pribadi saya menikmati selama 36 tahun supaya warga NTB dan orang-orang mancanegara saat ke Museum NTB bisa melihat ada benda Sumbawa. Saya selamatkan dari orang barat. Daripada orang luar yang tidak bertanggung jawab, saya selamatkan,’’ ujarnya.
Dirinya akan menyerahkan koleksi berupa tombak dari Kerajaan Sumbawa, pedang, ada kere alang, sapuq dan benda-benda budaya yang lain. Termasuk guci dari China tempat pihak Kesultanan Sumbawa zaman dahulu menyimpan madu. ‘’Saya beli, saya selamatkan semua itu dan saya mau hibahkan ke Museum NTB,’’ tambahnya. (ham)