spot_img
Kamis, Januari 2, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIProduk Aman bagi Kesehatan, Masyarakat Harus Terus Diedukasi

Produk Aman bagi Kesehatan, Masyarakat Harus Terus Diedukasi

MENJELANG perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025, pengawasan pangan menjadi perhatian utama. H. Prihatin Haryono, Kepala Bidang Perizinan dan Tertib Niaga pada Dinas Perdagangan Provinsi NTB mengungkapkan, pihaknya terus bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan keamanan pangan di masyarakat.

“Kita berkolaborasi dengan BPOM untuk makanan, kita tidak pernah bergerak sendiri. Namun, hasil pengawasan terakhir masih menunjukkan beberapa temuan yang mengkhawatirkan,” ujar Haryono.

Temuan Penting dalam Pengawasan Pangan di antaranya, kerupuk tempe dari Jawa Timur. “Salah satu temuan kami adalah kerupuk tempe yang mengandung boraks. Ini menjadi perhatian serius karena boraks sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen,” ungkapnya.

Makanan anak dengan pewarna berbahaya produk makanan anak juga menjadi fokus pengawasan. “Masih ada indikasi penggunaan zat pewarna yang bukan untuk makanan, meskipun hanya sedikit. Beberapa pengusaha mungkin belum tahu bahwa zat tersebut berbahaya dan tidak boleh digunakan,” jelas Haryono.

Terasi berwarna merah di Pasar Sweta, ditemukan terasi yang menggunakan pewarna tekstil untuk menghasilkan warna merah.

“Hal ini perlu diedukasi kepada masyarakat karena banyak yang lebih memilih warna merah tanpa menyadari potensi bahayanya,” tambahnya.

Ditemukan juga kasus pemalsuan label kedaluwarsa pada minuman beralkohol. Kasus ini telah masuk ke ranah hukum dan sedang dalam proses pengadilan. Pengawasan juga dilakukan di pasar modern seperti gudang di Sweta, M2 Mart, Indomaret, dan Alfamart.

“Hasilnya aman. Namun, di Epicentrum Mall, kami menemukan makanan impor dari Korea yang tidak semuanya memiliki label halal. Produk seperti itu harus ditempatkan dengan baik di etalase agar konsumen lebih mudah memilih,” jelasnya.

Dalam inspeksi ke gudang di Sweta, ditemukan praktik repackaging mentega. “Jika prosesnya tidak higienis, tentu ini tidak diperbolehkan. Perizinan dan higienitas adalah faktor utama yang harus dipatuhi,” tegasnya.

Haryono menekankan pentingnya kerja sama lintas lembaga dalam pengawasan pangan. ‘’Untuk ikan segar, sudah ada lembaga khusus yang mengawasi. Sementara untuk makanan jadi, BPOM yang bertanggung jawab. Namun, jika terkait perizinan, itu adalah wewenang kami,” jelasnya.

Menurut Haryono, edukasi kepada masyarakat menjadi salah satu langkah penting. Pihaknya terus mengingatkan konsumen untuk lebih cermat dalam memilih produk, baik dari segi bahan, label halal, maupun informasi kedaluwarsa. Dengan begitu, keamanan pangan selama Natal dan Tahun Baru bisa lebih terjamin.

Pengawasan akan terus dilakukan hingga perayaan Tahun Baru berakhir untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang dapat membahayakan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, BPOM, dan pihak terkait lainnya diharapkan dapat menciptakan rasa aman dalam menikmati momen liburan bersama keluarga. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO