Taliwang (Suara NTB) – Untuk menggeliatkan sektor pariwisata daerah semua pihak dapat mengambil bagian. Tak terkecuali pemerintah desa (Pemdes) yang dianggap dapat menjadi motor penggerak terciptanya destinasi-destinasi wisata baru.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sumbawa Barat, Nurdin Rahman mengatakan, pihaknya mendorong agar seluruh desa mengeksplorasi potensi wisata yang ada di wilayahnya. “Kami meyakini bahwa setiap desa punya potensi. Karena itu kami mengajak desa-desa untuk bergerak bersama mengeksplor potensinya itu,” katanya, Senin, 30 Desember 2024.
Jika selama ini masyarakat hanya mengenal wisata bahari karena umumnya di NTB dan khususnya KSB memiliki sejumlah pantai yang sudah dilirik wisatawan untuk kegiatan berselancar. Menurut Nurdin, destinasi wisata ada beragam jenisnya dan KSB memiliki beberapa diantaranya selain pantai.
Ia mengatakan, berdasarkan jenisnya potensi wisata di KSB ada yang berupa wisata budaya, wisata ziarah, wisata cagar alam hingga wisata perkebunan. “Yang saya sebut-sebut itu kita punya potensinya. Cuma memang ada yang sudah disentuh tapi belum maksimal dan ada yang belum sama sekali,” urainya.
Untuk wisata budaya, Nurdin mencontohkan, pemerintah selama ini telah mencanangkan desa Mantar di kecamatan Poto Tano. Sementara tujuan wisata ziarah dan cagar alam berada di desa Seran kecamatan Seteluk dengan keberadaan kompleks makam Datu Seran di wilayah tersebut.
“Kalau wisata perkebunan kita punya desa Rarak Ronges di Brang Rea dengan kebun kopi warganya. Dan ini sebenarnya sudah terkenal juga. Hanya perlu dikelola lebih maksimal lagi,” kata Nurdin.
Terhadap potensi-potensi wisata itu, desa harus dapat menjadi pionir untuk pengembangannya. Nurdin mengatakan, beberapa pihak sejauh ini sudah melirik potensi wisata tersebut untuk dikembangkan. Akan tetapi agar lebih efektif diperlukan keterlibatan desa secara pro aktif.
“Makanya kami mendorong desa untuk pro aktif menggali potensi wisatanya atau kalau sudah ada mulai dikelola dengan baik,” paparnya.
Menurut Nurdin, eksistensi desa mengelola potensi wisatanya diperlukan karena desa bisa menjadikannya sumber pendapatan. Di sejumlag daerah, sudah banyak desa yang telah berhasil memanfaatkan potensi wisatanya sebagai sumber pendapatan keuangan desa.
“Kita ingin desa mengelola wisatanya sendiri dengan melibatkan warganya,” tukas Nurdin seraya menambahkan pencanangan desa wisata di KSB harus juga diinisiatifi oleh pemerintah kabupaten.
“Kami (Disparpora) sedang mengusulkan ke DPRD lewat komisi teknis agar mendukung kami membuat program desa wisata sebagaimana yang dilakukan provinsi selama ini,” imbuh mantan Kepala BPKAD KSB ini. (bug)