Mataram (Suara NTB) – Kemiri, salah satu komoditas unggulan Nusa Tenggara Barat kini mencatatkan prestasi di pasar internasional. Dengan dukungan Bank Indonesia (BI) dan sinergi berbagai pihak, ekspor kemiri kembali digeliatkan.
PT. Mujnah Kemiri Lombok, UMKM kemiri binaan Bank Indonesia berhasil menembus pasar internasional. Ekspor perdana kemiri kemasan dilakukan Senin, 13 Januari 2025 dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB di Jalan Langko, Mataram.
Pelepasan ekspor dilakukan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry A Harahap, bersama Sekda NTB, Drs. H. Lalu. Gita Ariadi, M. Si, bersama Kepala Balai Karantina NTB, Agus Mugiyanto, Kepala OPD terkait lainnya.
Mujnah, pemilik PT Mujnah Kemiri Lombok, memaparkan perkembangan signifikan usaha kemiri yang telah dirintisnya selama 18 tahun.
“Sekarang, kami berhasil mengirimkan 15 ton kemiri perdana ke Jeddah,” katanya.
Selain memenuhi permintaan buyer di Jeddah, ia juga sudah menjalin kerjasama pemasaran dengan buyer di Jepang, permintaannya 8 ton per minggu. Selain itu, ada juga permintaan dari Inggir, New Zeland dan Hongkong. Termasuk permintaan buyer lainnya dari Arab Saudi untuk memenuhi kebutuhan makan saat haji.
Kemajuan ini menurutnya tak lepas dari peran Bank Indonesia yang memfasilitasi teknologi pengupasan modern. Selama ini, pengupasan dilakukan secara konvensional dengan tingkat kerusakan tinggi. Kini, dengan bantuan teknologi, kadar kerusakan menurun, dan produksi dapat ditingkatkan hingga skala yang lebih besar guna memenuhi permintaan luar negeri.
Mujnah mengatakan, kemiri yang dikupas dan dikemas ini dipasok oleh petani dan pengepul kemiri yang ada di Lombok, dan Pulau Sumbawa. Untuk memenuhi permintaan yang cukup banyak dari luar negeri, rencananya ia akan ekspansi mencari pasokan bahan baku kemiri dari NTT.
“Selama ini kemiri kami jual di domestic, ke Bali. Sekarang sudah orientasi ekspor. Selama kami tetap dibimbing, kami bisa siap memenuhi permintaan dari luar negeri. Karena ekspor lebih menjanjikan harganya,” demikian Mujnah.
Kabid Planologi dan Pemanfaatan Hutan Dinas LHK NTB, Burhan, Sp., MM., mengungkapkan bahwa NTB memiliki 100 ribu hektar potensi kawasan hutan yang cocok untuk pengembangan kemiri.
“Saat ini, lahan eksisting seluas 3.000 hektar telah menghasilkan produksi sekitar 200 ton per panen untuk satu kelompok tani,” katanya.
Pengembangan kemiri sebagai komoditas andalan juga didukung oleh Sekretaris Daerah NTB, Lalu Gita Ariadi. Ia menyarankan agar penanaman kemiri dimasifkan, terutama di area bendungan dan kawasan hutan, sebagai alternatif selain jagung.
“Jagung dan kemiri bisa ditanam bersamaan. Selain meningkatkan pendapatan petani, ini juga membantu mencegah banjir akibat kerusakan hutan,” ujarnya.
Kepala Bank Indonesia NTB, Berry A. Harahap, menegaskan bahwa pengembangan ekspor kemiri bertujuan untuk mendukung stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BI juga bekerja sama dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk Karantina NTB, untuk memastikan kelancaran ekspor. Dukungan ini meliputi pelatihan, penyediaan mesin, serta pendampingan dalam pemenuhan regulasi ekspor.
“Dengan sentuhan teknologi modern, biji kemiri yang dihasilkan lebih utuh dan memenuhi standar internasional. Proses produksi kini lebih efisien berkat teknologi pemecah kemiri dan sistem pengemasan yang sesuai standar ekspor,” ungkapnya.
Keberhasilan kemiri NTB dalam menembus pasar internasional membuka peluang besar untuk pengembangan lebih lanjut. Dengan produksi yang terus ditingkatkan dari sisi hulu, serta keberlanjutan rantai pasok yang terjaga, kemiri dapat menjadi ikon ekspor NTB.
“Dengan dukungan pemerintah dan sinergi semua pihak, kemiri NTB siap menjadi komoditas unggulan yang tidak hanya dikenal secara nasional, tetapi juga mendunia,” tutup Mujnah.
Langkah strategis ini tidak hanya memperkuat ekonomi NTB, tetapi juga memperlihatkan bagaimana komoditas lokal dapat bersaing di pasar global melalui inovasi dan kolaborasi.(bul)