spot_img
Selasa, Februari 11, 2025
spot_img
BerandaHEADLINECegah Bencana Banjir, Pemda Diminta Terus Awasi Pembalakan Liar

Cegah Bencana Banjir, Pemda Diminta Terus Awasi Pembalakan Liar

Mataram (Suara NTB) – Kualitas hutan di NTB yang menurun karena pembalakan kerap dituding sebagai penyebab dari sejumlah bencana alam banjir dan banjir bandang di beberapa wilayah di NTB. Terlebih intensitas hujan yang tinggi cenderung tak bisa diserap secara maksimal oleh hutan yang gundul.

Anggota Komisi IV DPRD NTB Iwan Panjinata mengatakan, pemerintah daerah harus memberikan perhatian yang tinggi terhadap persoalan lingkungan. Salah satunya dengan menertibkan para penambang liar yang umumnya beroperasi di kawasan hutan dan perbukitan.

Ia menilai, sejumlah kawasan hutan di Pulau Sumbawa banyak dialihfungsikan untuk pertanian jagung dan pertambangan. Mereka banyak membabat hutan untuk perluasan areal penanaman jagung dan sebagian usaha tambang yang merusak lingkungan.

“Kasus banjir yang terjadi kemarin itu di Labangka. Banyak jalan yang rusak. Intensitas hujan yang tinggi tak bisa terserap oleh tanaman di hutan sekarang,” kata Iwan Panjinata kepada Suara NTB, Senin, 13 Januari 2025.

Ia mengatakan, pihaknya berencana turun ke Kabupaten Sumbawa dan daerah lainnya untuk memetakan pertambangan yang ada di lapangan. Mana pertambangan yang sudah memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP), mana IUP yang diperjual belikan dan mana aktivitas yang tak memiliki izin tambang.

“Sehingga mudah-mudahan kita mendapatkan data yang valid dari pemerintah terkait dengan IUP-IUP yang ada di Sumbawa khusunya,” terangnya.

Khusus di Sumbawa Barat, masyarakat setempat berharap agar pemerintah segera membagun saluran irigasi dari bendungan yang sudah ada di sana. Tujuannya agar air tak melimpah ke sungai yang berpotensi mengakibatkan banjir saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

“Di sana ada dua bendungan sudah dibangun, namun saluran irigasinya belum  selesai. Nah harapan kita Pemda segera menyiapkan anggaran itu. Semoga bisa dituntaskan tahun ini,” katanya.

Sebagaimana laporan BMKG, curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian I atau 10 hari pertama di bulan Januari 2025 secara umum berada pada kategori rendah hingga kategori sangat tinggi yaitu di atas 300 mm/dasarian). Sifat hujan pada dasarian I Januari 2025 di wilayah NTB secara umum dalam kategori atas normal (AN).

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat I Gede Widi Hariarta mengatakan, pada dasarian II yaitu 11 – 20 Januari 2025 terdapat peluang curah hujan di atas 100 mm/dasarian di sebagian wilayah di Provinsi NTB dengan probabilitas 50 hingga di atas 90 persen.

“Terdapat pula peluang curah hujan di atas 150 mm/dasarian yang terjadi di Pekat dan Tambora dengan probabilitas 40 – 90 persen,” kata I Gede Widi Hariarta dalam keterangannya, Jumat, 10 Januari 2025.

BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat juga mengeluarkan peringatan dini curah hujan tinggi berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian. Dimana terdapat indikasi curah hujan tinggi dengan level waspada di beberapa daerah.

 “Masyarakat juga perlu mewaspadai adanya potensi terjadi hujan dan angin kencang yang dapat terjadi secara tiba – tiba, khususnya pada periode peralihan musim seperti sekarang ini,” pesannya.(ris)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO