spot_img
Minggu, Februari 23, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIFasilitas Dikritik, Bandara Internasional Lombok Masih Harus Berbenah

Fasilitas Dikritik, Bandara Internasional Lombok Masih Harus Berbenah

Mataram (Suara NTB) – Fasilitas di Bandara Internasional Lombok masih menjadi sorotan, terutama soal fasilitas kondisi toilet di tempat ibadah yang dinilai kurang memadai. Keluhan ini mencakup kebersihan, kenyamanan, dan perawatan fasilitas, yang dianggap tidak mencerminkan standar internasional.

Sebagai salah satu pintu masuk utama ke NTB, bandara ini diharapkan mampu memberikan kesan pertama yang positif bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan perlunya perhatian lebih untuk meningkatkan kualitas layanan.

Salah seorang pengguna jasa Bandara Internasional Lombok menyampaikan kondisi tempat wudhu putri di masjid bandara yang dinilai tidak intens dirawat.

“Terdapat area gudang yang menuju tempat wudhu putri yang tidak tertutup. Barang-barangnya berserakan dan kotor, sehingga berpotensi menjadi sarang nyamuk. Selain itu, lantai tidak rata dan ada genangan air akibat atap bocor di sekitar area gudang,” ungkap pengguna jasa ini.

Kritik yang disampaikan adalah kondisi toilet, wastafel, dan tempat wudhu yang terlihat kumuh, serta tanaman di halaman bandara yang tidak terawat.

“Inventaris mukena bersih juga belum tersedia. Meskipun belum dilakukan renovasi, setidaknya fasilitas harus selalu bersih, kering, dan rapi. Masjid-masjid di bandara provinsi lain sudah mulai berbenah,” ujarnya.

Bandara Lombok memang kerap diperbincangkan dan menjadi perhatian pengguna jasa. Hal unik yang seringkali diungkapkan tamu luar yang mendarat di Bandara Lombok adalah, tradisi masyarakat berduyun-duyun ke Bandara Lombok untuk menyambut, atau mengantar keluarganya saat pulang atau bepergian ke luar.

Bahkan keluarga pengantar, atau penjemput bandara kerap menggelar makan bersama atau “begibung” layaknya orang berwisata. Fenomena ini seringkali dipotret, bahkan dijadikan bahan menarik yang disebar di media sosial.

Merespons itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB meminta pihak Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Internasional Lombok untuk segera memperbaiki dan meningkatkan fasilitas yang tersedia, serta tetap melakukan penertiban. Permintaan ini muncul setelah adanya kritik terhadap fasilitas di bandara.

Asisten II Bidang Perekonomian Setda NTB, Dr. H. Fathul Gani, M.Si., menegaskan, sebagai salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, NTB juga menjadi tuan rumah berbagai acara nasional dan internasional yang menghadirkan ribuan pengunjung. Oleh karena itu, ketersediaan fasilitas yang baik menjadi kebutuhan utama.

“Wisatawan atau pengguna jasa transportasi udara harus merasa nyaman. Apalagi, NTB terus menggalakkan promosi wisata untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan. Kesan pertama sangat penting untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan,” ujarnya.

Fathul Gani menegaskan pentingnya pengelola bandara segera berbenah untuk meningkatkan fasilitas yang dikritik wisatawan. Sebagai salah satu pintu masuk utama bagi pengunjung dari berbagai daerah dan negara, Bandara Internasional Lombok harus memiliki fasilitas yang sesuai dengan standar internasional.

“Kita harus terus berbenah, apalagi dalam satu tahun ini NTB menjadi tuan rumah untuk berbagai acara besar. yang terdekat ini acara Mukhtamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Februari 2025. Dan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028,” jelasnya.

Pemprov NTB meminta pihak bandara untuk memperbaiki fasilitas sesuai standar, terutama toilet dan tempat ibadah, dan fasilitas pendukung lainnya.

“Kami akan mengarahkan Dinas Perhubungan untuk bersurat kepada Angkasa Pura. Intinya, kami ingin memberikan kesan yang baik kepada para tamu,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan bahwa menjaga fasilitas pendukung tidak hanya menjadi tanggung jawab pengelola, tetapi juga seluruh pihak yang menggunakan fasilitas tersebut.

“Pengguna jasa juga harus bertanggung jawab dan menjaga fasilitas bersama-sama,” tegasnya.

Di pihak lain, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) NTB, Iwan Balukea juga angkat biacara. Ia menyampaikan pandangan soal Bandara Internasional Lombok. Menurutnya, bandara, pelabuhan laut, teriminal bus, dan jika ada stasiun bus adalah pintu gerbang masuknya wisatawan bahkan calon investor.

Semuanya itu ibarat mulut pada tubuh manusia. Jadi wajib dijaga kesehatannya, kebersihan, keasrian lingkungannya, ditata kelola dengan baik dan benar.

“Jika mulutnya saja sudah ndak bersih dan tidak elok, kebayang dong isi perut dalam badanya, termasuk darah, mata, telinga, pundak lutut kakinya kotor semua,” demikian ungkapannya.

Menanggapi hal ini, Humas PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok Arif Haryanto menyampaikan, soal pengunjung bandara, Angkasa Pura menurutnya secara berulang-ulang mengimbau agar para pengunjung (pengantar/penjemput) untuk turut menjaga kebersihan dan membuang sampah di tempat yang telah disediakan.

Demikian juga untuk toilet, misalnya di lapangan ditemukan yang sedang rusak/tidak berfungsi, disarankan dapat menghubungi petugas di bandara, atau melaporkan ke Customer Service Angkasa Pura di area lobby agar bisa ditindaklanjuti.

“Kami juga menyediakan saluran saran/pengaduan bagi pengguna jasa bandara di nomor telepon 172 atau 138. Kami tentu akan menindaklanjuti laporan yang masuk dan hasilnya disampaikan kepada pihak pelapor. Prinsipnya kami tidak menutup mata bahwa pelayanan di bandara masih banyak yang harus diperbaiki dan membutuhkan usaha keras. Setiap masukan dan saran kami upayakan untuk kami tindaklanjuti. Tentu ada kritik dan ada pula apresiasi. Semuanya kami jadikan sarana untuk perbaikan layanan,” tandasnya.

Bandara Internasional Lombok (BIL), yang terletak di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, secara resmi mulai beroperasi pada 1 Oktober 2011. Bandara ini dibangun untuk menggantikan Bandara Selaparang di Mataram, yang dinilai sudah tidak memadai lagi untuk melayani peningkatan jumlah penumpang, pesawat, dan kebutuhan penerbangan internasional.

Proyek pembangunan Bandara Internasional Lombok dimulai pada tahun 2005 sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung pertumbuhan pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di Pulau Lombok yang dikenal dengan keindahan alamnya. Bandara ini dirancang untuk memenuhi standar internasional, dengan landasan pacu yang sudah dapat digunakan untuk pendaratan pesawat berbadan lebar.

Peresmian bandara dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 Oktober 2011. Seiring berjalannya waktu, bandara ini mengalami berbagai peningkatan fasilitas untuk mendukung operasional dan memberikan kenyamanan bagi penumpang. Beberapa perbaikan yang dilakukan termasuk perluasan terminal, penambahan fasilitas penunjang, dan modernisasi sistem layanan.

Bandara Internasional Lombok kini menjadi salah satu infrastruktur vital dalam mendukung perkembangan NTB sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO