spot_img
Kamis, Januari 16, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATKeluarga Berharap Bantuan Pemerintah, PMI Asal Eyat Mayang Diduga Korban Percobaan Pembunuhan...

Keluarga Berharap Bantuan Pemerintah, PMI Asal Eyat Mayang Diduga Korban Percobaan Pembunuhan di Malaysia

Giri Menang (Suara NTB) – Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Dusun Eyat Mayang Desa Eyat Mayang, Kecamatan Lembar, Lombok Barat (Lobar) bernama Leman (41) diduga menjadi korban percobaan pembunuhan di Pahang, Malaysia Barat. Dugaan percobaan pembunuhan yang  terjadi 6 Januari 2025 tersebut, menyebabkan korban lupa berat dan kini dirawat di rumah sakit setempat.

Tantowi Jauhari, anak dari PMI menuturkan bahwa bapaknya diduga menjadi korban dugaan percobaan pembunuhan atau penganiayaan oleh sejumlah pelaku, sehingga menyebabkan kondisi bapaknya sempat koma. “Informasi yang kami dapatkan kejadiannya tanggal 6 Januari 2025, tapi kami kesulitan mendapat kabar soal itu. Sehingga kami tahu tiga hari setelah itu. Kabar itu kami peroleh dari bosnya, karena ada yang membantu secara diam-diam, share di Facebook. Itu menyebabkan bosnya ini takut, sehingga menelepon kami memberi tahu soal kondisi Bapak saya,” terangnya, saat mengadu ke Komisi IV DPRD Lobar M. Munib, Rabu, 15 Januari 2025.

Majikan dari Bapaknya yang takut karena informasi tersebut telah tersebar di media sosial, sehingga secara diam-diam memberitahu tentang kondisi bapaknya. Ia pun mencari tahu dan sempat video call dengan Bapaknya, di mana kondisi bapaknya sudah mulai membaik. “Sempat koma, tapi  Alhamdulillah sekarang sudah membaik. Kami sebagai anak sangat merindukan orang tua ingin bertemu namun keadaan kami sangat sulit untuk bisa membawa dia pulang,”tuturnya.

Ditanya penyebab kenapa bapaknya dikeroyok oleh para pelaku? Ia mengaku tidak tahu persis. Namun dari informasi yang ia peroleh, sebelum kejadian sekitar pukul 03.00 dini hari, datang teman-temannya ke tempat asrama. Ia disuruh lari dari tempat itu karena ada polisi Malaysia mau datang. Namun bapaknya tidak mau lari, karena belum pasti ada polisi datang atau tidak. “Setelah itu  mereka (teman-temannya) semua balik mencari ayah saya, nah di situlah Dia ditebas, dipukul dihantam, dikeroyok,” ujarnya.

Yang menganiaya bapaknya ini sebanyak tujuh orang, enam di antaranya telah ditangkap, sedangkan satu orang melarikan diri. Ia juga sempat menanyakan ke Bapaknya penyebab dirinya dianiaya, Bapaknya pun mengaku tidak ada masalah. Bapaknya hanya mengaku tiba-tiba dipukul dan ditusuk menggunakan sabit, setelah bapaknya tidak mau lari dari lokasi mes.

Dari informasi pihak dokter yang menangani dan ia lihat saat video call, Bapaknya luka pada bagian dada kiri, nyaris kena jantung akibat tusukan dan pada bagian pinggang belakang serta bagian tangan juga luka.

Pihak keluarga pun telah berupaya semaksimal mungkin untuk bisa menangani atau memulangkan bapaknya, namun keadaannya tak memungkinkan untuk berbuat lebih (membiayai). Dimana pihak rumah sakit di Malaysia meminta tebusan sejumlah 13 ribu Ringgit atau Rp55 juta, namun ada orang Lombok ada di sana yang mau menolong mengeluarkan bapaknya dari rumah sakit dengan meminta biaya 3.000 Ringgit atau Rp12 juta.  Namun setelah ia mengirimkan uang itu, Bapaknya tidak bisa dikeluarkan. Alasannya Uang Rp12 juta itu sebagai jaminan awal.

Pihaknya juga telah melapor dan mengadukan kasus ini ke BP3MI, namun belum ada informasi lebih lanjut di sana. Pihak BP3MI akan menindaklanjuti laporannya tersebut. Selain itu, ia telah melaporkan ke Disnaker Lobar.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Lobar M. Munib menyampaikan pihaknya menerima keluarga dari PMI dimana bapaknya diduga menjadi korban penganiayaan percobaan pembunuhan di Malaysia.

Pihaknya pun telah menyampaikan laporan ini berkoordinasi dengan Disnaker Lobar. Setelah ia mengontak Plt Kadisnaker, pihak Disnaker pun telah menerima keluarga korban di kantornya. Sesuai harapan keluarga, bahwa orang tuanya ini ingin dipulangkan. Kendati PMI ini non prosedural, namun menurut politisi PPP ini, haknya sebagai WNI harus tetap dijamin oleh pemerintah.

Ia pun mendesak Pemerintah mulai dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten harus membantu atas nama hak warga negara dan hak azasi manusia. “Pemerintah harus menjamin keselamatan dan hak azasi WNI nya di luar negeri,”katanya.

Sementara itu, Plt Kadisnaker Lobar Baiq Fuji Qadarni menyampaikan pihaknya telah menerima anak dari PMI itu di kantornya. “Anak korban sudah ke kantor,” ujarnya. Langkah pihaknya meneruskan laporan dari warga ini ke pihak berwenang, seperti BP3MI dan Disnaker NTB. (her)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO