Giri Menang (Suara NTB) – Warga dan para pedagang di Pasar Narmada, Lombok Barat (Lobar) mengeluhkan tumpukan sampah yang tak diangkut sekitar sebulan. Tumpukan sampah yang meluber hingga ke badan jalan ini menimbulkan bau tak sedap dan berulat. Tidak itu saja, pedagang sudah diserang penyakit DBD diduga ditimbulkan dari kotoran tumpukan sampah tersebut.
Pantauan media tumpukan sampah menggunung di akses jalan masuk menuju pasar. Di lokasi itu ada tempat pembuangan sampah sementara, namun kosong tidak terisi sampah. Pasalnya, warga tidak bisa membuang sampah di TPS tersebut akibat terhalang dua kontainer sampah yang ditempatkan secara melintang menutup TPS. Akibatnya, sampah meluber hingga memenuhi setengah dari badan jalan.
Tumpukan sampah yang sudah lama itu pun mengeluarkan bau tak sedap. Warga yang lewat di jalan itu menutup hidung, karena tidak tahan dengan bau tak sedap dari sampah. Tidak itu saja, akibat sampah telah lama membusuk dan berulat. Bahkan ulat tersebut menyebar ke pertokoan milik pedagang.
Salah seorang pedagang, H Hamdan mengatakan bahwa tumpukan sampah terjadi sejak kurang lebih mau masuk sebulan. Â “Sekitar kurang lebih sebulanan ini, makanya sampai ke dalam pasar tempat jualan Pedagang dan menutupi setengah dari badan jalan ke pasar. Kami sebagai pedagang dan warga sangat terganggu,”kata dia, Kamis, 16 Januari 2025.
Pihaknya selaku pedagang sangat terganggu, karena sampah meluber hingga menutup sebagian tempat jualannya. Warga yang ingin belanja ke pasar juga sangat terganggu, karena jalan hampir semuanya tertutup sampah.
Di satu sisi, kata dia, ia dan pedagang lainnya tetap ditarik biaya retribusi pasar sebesar Rp3 ribu per orang per hari. Disitu termasuk biaya sampah dikenakan Rp1.000 per orang per harinya. “Kita ditarik tiap hari, Rp3 ribu per orang. Kalau untuk sampah itu Rp1.000 per orang per hari,” terangnya.
Pihaknya pun mempertanyakan, kenapa sampah di pasar itu tidak ditangani sementara pedagang sudah membayar biaya sampah. “Itu pertanyaan kami sebagai pedagang, dikemanakan itu?,”tanya dia.
Dampak lain dari tumpukan sampah itu, menyebabkan penyebaran penyakit. Di mana pedagang di sekitar lokasi itu terkena DBD dan gangguan penyakit lainnya. Bahkan ulat belatung dari sampah itu merambah ke toko-toko warga. Selain itu, jualannya sepi semenjak terjadi tumpukan sampah itu. Sebab warga malas ke toko pedagang karena bau tak sedap.
Sementara itu Camat Narmada Sumasno menyampaikan bahwa, penanganan sampah pasar Narmada itu kewenangan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lobar. Pasalnya, pembayaran pengangkutan dibayar oleh pihak Disperindag ke DLH. “Itu Perindag bayarnya (pengangkutan) ke DLH,” jelasnya.
Pihaknya sendiri telah berkoordinasi dengan OPD terkait agar sampah tersebut segera ditangani. Sebab Pasar Narmada ini berada di jalur utama, jalan nasional. Di samping itu kondisi sampah ini dikeluhkan oleh para pedagang. (her)