Giri Menang (Suara NTB) – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lombok Barat (Lobar) telah menerima laporan terkait dugaan tindakan kriminal percobaan pembunuhan yang dialami salah satu PMI asal Desa Eyat Mayang Kecamatan Lembar. Pihak Disnaker pun telah menindaklajuti laporan tersebut berkoordinasi dengan BP3MI.
“Kami sudah koordinasi dengan BP3MI, kami kontak kepala BP3MI dan beliau mengontak kami. Dan kami sudah kirimkan semua dokumen dari pihak keluarga,” kata Plt Kadisnaker Lobar Baiq Fuji Qadarni, Kamis, 16 Januari 2025.
Petugas BP3MI sudah menghubungi keluarga PMI tersebut untuk berkomunikasi secara langsung. Pemerintah kata dia, akan berupaya membantu meskipun PMI ini diduga unprosedural atau ilegal. Sebab hal ini atas nama hak azasi manusia.
Namun ia tetap mengimbau kepada segenap masyarakat, khususnya yang ingin berangkat ke luar negeri untuk berangkat secara legal. “Berangkat secara legal, supaya enak dan aman. Jangan berangkat ilegal,” ajaknya. Sebab jika terjadi kasus semacam ini, PMI ini bisa dilacak cepat dan ditangani segera. PMI ini juga bisa dijamin hak-haknya, seperti jaminan atau lainnya.
Sementara itu pihak keluarga dari PMI, Tantowi Jauhari, menuturkan Bapaknya diduga menjadi korban dugaan percobaan pembunuhan atau penganiayaan oleh sejumlah pelaku, menyebabkan kondisi bapaknya sempat koma. “Informasi yang kami dapatkan kejadiannya tanggal 6 Januari 2025, tapi kami kesulitan mendapat kabar soal itu. Sehingga kami tahu tiga hari setelah itu. Kabar itu kami peroleh dari bosnya, karena ada yang membantu secara diam-diam, share di Facebook. Itu menyebabkan bosnya ini takut, sehingga menelepon kami memberi tahu soal kondisi Bapak saya,”terangnya.
Ia telah mendapatkan kabar bahwa kondisi bapaknya sudah mulai membaik. “Alhamdulillah sekarang sudah membaik. Kami sebagai anak sangat merindukan orang tua ingin bertemu namun keadaan kami sangat sulit untuk bisa membawa dia pulang,” tuturnya.
Pelaku yang diduga menganiaya bapaknya ini sebanyak tujuh orang, enam di antaranya telah ditangkap sedangkan satu orang melarikan diri.
Ia juga sempat menanyakan ke Bapaknya penyebab dirinya dianiaya, Bapaknya pun mengaku tidak ada masalah. Bapaknya hanya mengaku tiba-tiba dipukul dan ditusuk menggunakan sabit, setelah bapaknya tidak mau lari dari lokasi mes. Dari informasi pihak dokter yang menangani dan ia lihat saat video call, Bapaknya luka pada bagian dada kiri, nyaris kena jantung akibat tusukan dan pada bagian pinggang belakang serta bagian tangan juga luka.
Pihak keluarga pun telah berupaya semaksimal mungkin untuk bisa menangani atau memulangkan bapaknya, namun keadaannya tak memungkinkan untuk berbuat lebih (membiayai). Dimana pihak rumah sakit di Malaysia meminta tebusan sejumlah 13 ribu Ringgit atau Rp55 juta, namun ada orang Lombok yang mau menolong mengeluarkan bapaknya dari rumah sakit dengan meminta biaya 3.000 Ringgit atau Rp12 juta. Namun setelah ia mengirimkan uang itu, Bapaknya tidak bisa dikeluarkan. Alasannya Uang Rp12 juta itu sebagai jaminan awal. (her)