spot_img
Sabtu, Januari 18, 2025
spot_img
BerandaHEADLINENTB, Iqbal-Dinda dan "Teman Berjuang"

NTB, Iqbal-Dinda dan “Teman Berjuang”

Catatan : Agus Talino 

PILKADA sudah selesai. KPUD sudah menetapkan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terpilih. Kita tinggal menunggu pelantikannya saja.

Di NTB. Lalu Muhammad Iqbal-Dinda Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur. Menggantikan Zul-Rohmi. Yang pada Pilkada, lalu pecah kongsi. Dan maju sendiri-sendiri sebagai calon gubernur.

Iqbal-Dinda rencananya dilantik 7 Februari 2025. Tetapi beredar informasi diundur ke Maret. Kepastiannya kita tunggu saja.

Sebagai warga NTB. Saya meletakkan harapan yang besar pada Iqbal-Dinda. Apalagi melihat visinya. “Bangkit Bersama. NTB Makmur Mendunia”. Visi yang sangat luar biasa.

Saya menulis tulisan ini di atas ketinggian. Dalam penerbangan Jakarta-Lombok. Penerbangan yang tidak mulus. Ketika berangkat delay. Dan ketika tiba. Pesawat berputar-putar di angkasa lebih 20 menit sebelum mendarat. Cuaca kurang bersahabat. Alhamdulillah pesawat mendarat mulus. Saya mendengar banyak suara tepuk tangan dan “teriakan” ungkapan pujian terhadap pilot dan pramugari. Setelah roda pesawat menyentuh landasan.

Tulisan ini tidak ada hubungannya dengan penerbangan saya dari Jakarta-Lombok. Saya menulis di atas ketinggian. Di atas awan. Bukan karena saya melihat dan memaknai visi Iqbal-Dinda terlampau tinggi. Terlampau ideal. Tidak dekat dengan realitas “lapangan”. Bukan. Tidak ada hubungannya. Jangan salah mengerti. Tetapi, tentu saya berharap kepemimpinan Iqbal-Dinda sukses dan mulus.

Saya meyakini. Iqbal-Dinda berketetapan hati memutuskan visi “Bangkit Bersama. NTB Makmur Mendunia” tidak asal sebut. Tidak asal tulis. Pasti melalui kajian yang sangat mendalam. Karena tidak mungkin ada keberanian menetapkan visi tanpa menghitung peluang dan tantangan untuk mewujudkannya. Katakanlah tentang “Makmur”. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Makmur maknanya, sejahtera, serba kecukupan dan tidak kekurangan.

Untuk menghadirkan masyarakat yang makmur. Tantangan kita di NTB. Salah satunya, adalah kemiskinan. Angka kemiskinan kita masih cukup tinggi. Menurut data BPS. September 2024, angka kemiskinan di NTB tercatat, 11,91 persen. Masih di atas rata-rata nasional. Pada Maret 2024. Angka kemiskinan nasional, 9,03 persen.

Pada debat kandidat Pilkada yang diadakan KPUD NTB, Pak Iqbal menyinggung soal kemiskinan. Angkanya, bahkan disebut 14 persen. Dan Pak Iqbal mengatakan, kemiskinan adalah ibu dari semua permasalahan sosial yang kita hadapi. Artinya, Iqbal-Dinda akan memberi perhatian pada penurunan angka kemiskinan.

Pemimpin harus menghadirkan harapan dan optimisme. Pemimpin harus punya cita-cita besar. Persoalannya, untuk mewujudkan visinya. Iqbal-Dinda tidak bisa sendiri. Perlu “teman berjuang”. Perlu memastikan bahwa perjuangannya tidak keliru jalan. Sehingga tidak kesasar di tengah jalan. Dan akibatnya, tidak saja bisa terlambat sampai ke tujuan. Tetapi bisa-bisa tidak menemukan alamat yang dituju. “Bangkit Bersama. NTB Makmur Mendunia'”. Karena keliru memilih “teman berjuang”. Padahal kepemimpinannya ada limitasinya. Lima tahun.

Lima tahun tidak bisa dikatakan panjang. Apalagi kalau Iqbal-Dinda punya rencana maju pada periode berikutnya. Dua tahun sebelum berakhir masa jabatannya. Konsentrasinya kemungkinan sudah pecah. Karena sudah mulai disibukkan oleh kegiatan-kegiatan politik terkait Pilkada. Artinya, efektif bekerja mungkin hanya tiga tahun.

Saya senang melihat langkah Pak Iqbal. Keliling ke banyak tempat. Ketemu menteri. Ketemu Kapolda NTB. Ketemu Kepala Bappeda NTB. Dan mitra kerja yang lainnya.

Pertemuan Pak Iqbal dengan beberapa pejabat dan pajabat tinggi di pusat dan daerah. Tentu bukan sebatas silaturahmi dan pertemuan biasa. Pertemuan-pertemuan tersebut menjelaskan, bahwa Iqbal-Dinda sangat serius mempersiapkan diri untuk bekerja setelah dilantik. Membangun relasi. Berdiskusi. Menyerap aspirasi dan menerima masukan. Sehingga ketika mulai bekerja nanti. Iqbal-Dinda sudah bisa langsung tancap gas.

Mungkin saya kurang cermat. Dan kurang informasi. Saya belum melihat ada pertemuan Pak Iqbal dengan bupati/wali kota terpilih. Untuk membangun dan merawat relasi. Dan memastikan hubungan gubernur dengan bupati/wali kota se-NTB harmonis. Sebab salah satu kekuatan provinsi itu ada di kabupaten/kota.

Saya belum punya bayangan. Bentuk kejutan yang akan dilakukan Iqbal-Dinda pada kepemimpinannya. Misalnya, di awal kepemimpinannya Iqbal-Dinda melakukan sesuatu yang menghentakkan kita semua. Bahwa untuk mewujudkan visi “Bangkit Bersama. NTB Makmur Mendunia”. Iqbal-Dinda sudah menemukan “knopnya”. Dan “knop” itu sekarang dipencet.

Yang pasti, Iqbal-Dinda harus punya tim kerja yang hebat. Mesin birokrasi yang lincah dan tangguh sebagai “teman berjuangnya” untuk mewujudkan visinya. “Bangkit Bersama. NTB Makmur Mendunia”. Tim yang lahir dari proses seleksi yang ketat. Sesuai dengan komitmennya. Membentuk birokrasi melalui proses meritokrasi.

Salah satu musuh pemimpin itu adalah dirinya sendiri. Tergoda menjadi “penguasa feodal”. Menutup ruang terhadap pikiran-pikiran orang lain. Akibatnya, tidak memiliki informasi yang lengkap. Keliru membaca “lapangan”. Salah mengambil keputusan. Dan kepemimpinannya gagal.

Selamat datang Iqbal-Dinda. Selamat bekerja. Masyarakat NTB menunggu langkah hebat dan karya besar Iqbal-Dinda sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTB. Semoga. *

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO