Mataram (Suara NTB) – Dinas Pendidikan Kota Mataram masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat untuk libur sekolah selama bulan Ramadhan. Skema kegiatan belajar mengajar sedang disusun untuk menyiapkan kebijakan tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf ditemui pada, Senin, 20 Januari 2025 menerangkan, rencana libur sekolah selama bulan Ramadhan masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat baik berupa pe-tunjuk pelaksana dan petunjuk teknis maupun peraturan teknis. Pihaknya telah menyiapkan skema dengan menyusun alternatif kegiatan belajar mengajar jika kebijakan itu terealisasi. “Kita masih menunggu peraturan teknis dari pusat,” terangnya.
Skema dimaksud lanjutnya, jika siswa libur selama sebulan penuh selama ramadhan harus ada kegiatan berupa imtaq dan lain sebagainya. Tetapi sebaliknya apabila pembelajaran berjalan maka akan diatur jadwal pembelajaran dan jam pulang sekolah.
Yusuf mengakui, telah dipanggil Walikota Mataram, Dr. H. Mohan Roliskana untuk menyusun skema dengan adanya wacana di pemerintah pusat tersebut. “Saya sudah dipanggil Pak Wali untuk menyusun skema bagaimana kalau libur sekolah dan bagaimana kalau tetap sekolah di bulan Ramadhan,” jelasnya.
Wacana libur sekolah selama sebulan penuh di bulan Ramadhan sedang dikaji oleh Kementerian Pen-didikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Aga-ma. Tiga opsi diusulkan, pertama, libur selama sebulan penuh. Kedua, libur separuh atau libur di awal dan akhir bulan Ramadhan. Ketiga, siswa-siswi tetap masuk.
Ketua DPRD Kota Mataram, Abdul Malik mendukung kebijakan pemerintah pusat meliburkan sekolah selama bulan Ramadhan. Siswa-siswi lebih fokus menjalankan ibadah puasa. Namun demikian, pihak-nya juga masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah pusat. “Setelah ada surat resmi baru kita bahas lagi bersama OPD teknis,” tambahnya.
Politisi Partai Golkar juga meminta Dinas Pendidikan Kota Mataram membuat skema pembelajaran apabila sekolah libur maupun tetap masuk sekolah. Sekolah kata dia, harus memberikan pembelajaran agama kepada siswa-siswi selama bulan Ramadhan.
Seorang wali murid, Yani mendukung sepenuhnya apabila siswa-siswi libur sekolah selama bulan Ram-adhan. Artinya, anaknya lebih fokus menjalankan ibadah puasa serta ibadah lainnya. Namun di satu sisi, ia juga mengkhawatirkan ketergantungan anak untuk bermain gawai di rumah. “Sebagai orang tua mendukung kalau libur,” demikian kata dia. (cem)