Mataram (Suara NTB) – Mutiara yang dihasilkan dari perairan NTB, khususnya di Lombok dan Sumbawa, telah lama dikenal akan kualitasnya yang sangat baik. Ciri khas dari mutiara NTB terletak pada kilaunya yang sangat memukau, yang dianggap lebih menarik dibandingkan dengan mutiara dari wilayah lain.
Pengelola Autore, salah satu perusahaan mutiara di NTB Francesco Bruno mengungkapkan bahwa kualitas mutiara yang dihasilkan di perairan NTB tidak kalah dengan mutiara asal Australia, meskipun ada perbedaan pada ukuran karena suhu perairannya.
“Saya rasa di NTB, kilaunya sangat bagus sekali. Mutiara yang dihasilkan di sini memang punya daya tarik tersendiri,” ujar Francesco Bruno kepada Suara NTB, Kamis, 30 Januari 2025.
Menurut Bruno, kualitas mutiara dilihat dari lima ciri utama, yakni kilau, permukaan, warna, bentuk, dan ukuran. Semakin berkilau mutiara, semakin tinggi pula harganya. Permukaan yang bersih juga menjadi indikator kualitas, semakin halus dan bebas cacat, semakin mahal harganya.
“Warna mutiara yang umum adalah putih, namun mutiara dengan sentuhan pink justru memiliki harga yang paling mahal. Mutiara dengan warna kuning atau pucat biasanya lebih murah,” tambahnya.
Bentuk mutiara juga mempengaruhi harga, di mana mutiara dengan bentuk bulat menjadi yang paling bernilai tinggi. “Mutiara yang bulat nilainya paling tinggi, karena itu dianggap sebagai bentuk sempurna,” katanya.
Harga mutiara sendiri bervariasi tergantung kualitasnya. Mutiara berkualitas terbaik dapat dihargai sekitar Rp4-5 juta per gram.
Perusahaannya tidak hanya memproduksi dan menjual mutiara dalam bentuk mentah, tetapi juga menjual sebagian dalam bentuk perhiasan di Lombok.
Namun, sebagian besar produksi mereka diekspor ke luar negeri, dengan pasar utama di Australia, yang kemudian mendistribusikannya ke berbagai negara seperti Tiongkok, Eropa, dan Amerika.
“Ekspor kami ke Australia cukup besar. Di sana, pembeli-pembeli dari seluruh dunia datang untuk membeli mutiara NTB,” ujar Bruno.
Nilai ekspor tahunan Autore sendiri mencapai sekitar Rp120-150 miliar, menjadikan perusahaan ini salah satu penggerak utama ekonomi di sektor industri mutiara Indonesia, khususnya di NTB. Dengan kualitas yang terus diakui dunia, mutiara NTB semakin memperkuat posisinya di pasar internasional.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahyudin mengatakan, selain bahan galian tambang, ekspor NTB bulan Desember 2024 juga berupa perhiasan / permata sebesar 3,8 juta Dolar AS lebih. Nilai ekspor perhiasan bervariasi setiap bulan, namun NTB adalah daerah yang potensial untuk pengembangan mutiara dan barang perhiasan lainnya.(ris)