AKSO dan Marham, duduk santai sambil memandang exavator yang sibuk memindahkan batu besar di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan pada, Senin, 3 Februari 2025.
Angin kencang serta gelombang laut tidak dihiraukan. Mereka terlihat cukup akrab dengan cuaca buruk. Sesekali, Akso mengisap rokok kretek yang diselip di antara jari telunjuknya. Mobil dum truk yang mengangkut dan menumpahkan batu besar ke bibir pantai menambah bisingnya suasana pagi itu.
Akso menuturkan gelombang pasang terjadi hampir setiap tahun. Kejadian tahun ini disebut paling parah. Ia biasanya menahan hempasan gelombang menggunakan tanggul yang disusun menggunakan karung berisi pasir. “Kejadian ini (abrasi,red) hampir setiap tahun terjadi di Kampung Bugis ini, tapi tahun ini yang paling parah menurut kami.” tuturnya.
Ia mengkhawatirkan abrasi akan meluas, sehingga diharapkan pemerintah membangun tanggul permanen agar mampu menahan hempasan gelombang. “Kami masih jelas khawatir, ini kan tanggulnya sementara, iya kalau bisa tanggulnya permanen terus ditambah pemecah gelombang kan lebih bagus dan semakin kuat,” harap Akso.
Hal senada disampaikan Marham. Ia berharap Pemerintah Kota Mataram membangun tanggul permanen. Pasalnya, bencana alam ini terjadi setiap tahun. Tanggul permanen minimal memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. “Lebih baik bangut yang permanen saja supaya kami tidak terlalu khawatir,” harapnya.
Pembangunan pemecah gelombang di Pantai Ampenan diprediksi membutuhkan anggaran yang cukup besar. Penanganannya tidak bisa mengandalkan pembiayaan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Mataram, sehingga sumber pembiayaan akan dicari di pemerintah pusat.
Perencanaannya kata Walikota Mataram, Dr.H.Mohan Roliskana, sebenarnya telah rampung. Ia bersyukur Anggota Komisi V DPR RI telah mengecek kondisi tersebut, sehingga akan dibantu untuk mencari sumber pembiayaan untuk pembangunan pemecah gelombang secara permanen. “Saya bersama OPD teknis akan datang ke Jakarta untuk menyampaikan permasalahan ini,” tambahnya.
Penanganan jangka pendek yang bisa dilakukan lanjutnya, membangun tanggul sementara menggunakan biotek dan batu bolder diharapkan memiliki daya tahan yang kuat untuk menghalau gelombang pasang. (pan/cem)