Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 723 calon jamaah haji (CJH) Kota Mataram telah menjalani pemeriksaan kesehatan. Dari jumlah tersebut, sekitar 25 persen dinyatakan memiliki risiko tinggi dan memerlukan pemeriksaan kesehatan lanjutan.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Drs. H. Kasmi, yang ditemui pada Rabu, 12 Februari 2025, menjelaskan bahwa seluruh calon jamaah haji telah menjalani pemeriksaan kesehatan. Dari 723 jamaah, 75 persen di antaranya dinyatakan sehat atau istithaah, sementara 25 persen lainnya memiliki risiko tinggi, seperti penyakit jantung dan penyakit dalam lainnya, yang memerlukan perhatian lebih.
Meskipun demikian, Kasmi menegaskan bahwa jamaah tetap diminta untuk melengkapi persyaratan administrasi. Hingga saat ini, pihaknya baru menerima 55 paspor dari 723 CJH yang akan berangkat haji tahun ini. Kasmi mengungkapkan bahwa proses pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Mataram biasanya memakan waktu paling lama tiga hari. “Kami masih menunggu pengiriman paspor dari Imigrasi,” ujarnya.
Terkait dengan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH), Kasmi mengungkapkan bahwa biaya tersebut diperkirakan sebesar Rp56 juta berdasarkan hasil rapat dengar pendapat antara Komisi II DPR RI dan Kementerian Agama. Namun, ia menambahkan bahwa keputusan resmi dari pemerintah pusat mengenai BPIH 2025, yang berupa keputusan presiden, belum diterima sehingga pihaknya belum dapat menginformasikan secara pasti kepada masyarakat. “Kami belum menerima Kepres dari pusat,” tandasnya.
Kasmi juga menyebutkan bahwa penyelenggaraan manasik haji tingkat kota akan dilaksanakan pada bulan Ramadan. Selain itu, manasik juga akan digelar di enam kecamatan selama delapan kali.
Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota Mataram juga akan menggelar manasik haji, dan Kasmi berharap agar CJH dapat mengoptimalkan fasilitas manasik haji yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun IPHI. (cem)