Mataram (Suara NTB) – Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KIAH) harus menjadi sebuah gerakan yang terukur. Semua pihak perlu berkolaborasi dalam mendukung program yang bertujuan menguatkan karakter siswa ini.
Hal itu mengemuka saat Diskusi dan Sosialisasi Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di SDN 2 Selelos, Kabupaten Lombok Utara yang digelar Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) NTB beberapa waktu lalu. Kepala BPMP NTB, Katman, S.Pd., M.A., menekankan pentingnya membuat gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini sebagai gerakan yang terukur.
“Dengan pemantauan data perilaku siswa seperti beribadah, olahraga, gemar belajar, dan bermasyarakat,” saran Katman pada Kamis, 13 Februari 2025.
Sebagai informasi, gerakan ini berfokus pada tujuh kebiasaan utama yang diharapkan dapat diinternalisasi oleh anak-anak sejak dini, yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
Selain itu, dibahas pula tantangan dalam menerapkan salah satu nilai 7 KAIH, yaitu tidur cepat, yang ternyata cukup sulit diterapkan karena kebiasaan di lingkungan keluarga. Sejumlah pihak menyoroti pentingnya sosialisasi lebih dalam kepada orang tua untuk mendukung perubahan kebiasaan ini. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga didorong sebagai momentum edukasi mengenai kebiasaan makan sehat siswa.
Katman dalam arahannya juga menyampaikan bahwa Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat harus menjadi bagian dari keseharian siswa, bukan sekadar teori.
“Dengan semangat kolaborasi dari semua pihak—sekolah, orang tua, dan masyarakat—diharapkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini bisa benar-benar membentuk karakter siswa yang hebat, sehat, dan berprestasi, tidak hanya di SDN 2 Selelos tetapi juga di seluruh NTB,” harap Katman.
Kegiatan diskusi dan sosialisasi itu diikuti oleh seluruh siswa, guru, serta pemangku kepentingan pendidikan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai dari Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang mencakup aspek fisik, mental, dan sosial.
Suasana semarak dengan Senam Anak Indonesia Hebat yang dilakukan dua kali untuk membangkitkan energi siswa sebelum masuk ke sesi diskusi. Seluruh siswa dibagi menjadi tujuh kelompok, masing-masing didampingi oleh fasilitator BPMP NTB sesuai masing-masing tema tujuh KAIH. Para fasilitator mengajak siswa berdiskusi berdasarkan tema yang tertulis di kaos mereka.
Setiap 10 menit, fasilitator berpindah ke kelompok lain agar semua siswa mendapatkan pemahaman tentang minimal 3 tema dari 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Kegiatan ini diakhiri dengan dinamika kelompok yang mendorong siswa untuk lebih memahami nilai-nilai yang telah dibahas.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi bersama Kepala Sekolah dari Gugus 3 Selelos, Pengawas pembina, Pejabat Dikbudpora KLU, Kepala UPTD, serta guru-guru SDN 2 Selelos. Fokus pembahasan mencakup inovasi Buku Penghubung sebagai alat komunikasi antara sekolah dan orang tua dalam memantau perkembangan karakter siswa. (ron)