Mataram (Suara NTB) – Pemotongan anggaran untuk riset tidak berpengaruh pada kegiatan riset di Universitas Mataram (Unram). Karena kampus memiliki sumber dana riset tidak hanya dari Kemendiktisaintek (Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi).
Demikian disampaikan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Mataram, Dr. Faturrahman, S. Pt., M. Si., saat diwawancarai Suara NTB di ruangannya, Rabu 19 Februari 2025.
Sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD tahun anggaran 2025, pemerintah akan melakukan efisiensi anggaran belanja negara pada sejumlah pos belanja Kementerian dan Lembaga untuk tahun 2025.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) adalah salah satunya dan diminta untuk melakukan efisiensi anggaran sebesar Rp14,3 triliun dari pagu awal Rp56,607 triliun. Dalam hal ini salah satu yang berpotensi terkena dampak adalah pemangkasan anggaran riset.
Namun, dikatakan bahwa di Universitas Mataram dalam kegiatan riset tidak hanya bersumber dari Kemendiktisaintek saja. Hal ini karena Unram memiliki sumber lain dana riset, seperti dana dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) di bawah naungan rektor perguruan tinggi. Selain itu juga para dosen memiliki sumber dana dari Fakultas masing-masing.
“Riset itu selama ini sebenarnya tidak ada masalah, anggaran juga tetap ada baik dari pemerintahan pusat maupun dari kampus sampai pada akhir 2024, itu masih lancer. Bahkan Unram tiap tahun anggaran riset nya terus lancar,” ujar Fatur, juga sebagai salah satu dosen yang aktif melakukan kegiatan riset.
Namun terkait dana riset dari pemerintah pusat melalui dana APBN, diharapkan untuk tetap ada. Karena hal tersebut memiliki pengaruh yang baik bagi Kampus dan Fakultas. Juga, ketika pihak kampus mendapatkan pendanaan dari pemerintah pusat maka itu adalah prestasi.
“Karena akan berbeda mutu risetnya, jika dikaitkan dengan akreditasi misalnya. Ketika kita mendapat pendanaan internal dari Universitas, akan berbeda nilainya ketika kita mendapat pendanaan dari pemerintah pusat. Jadi ketika kita mau mengatakan diri kita berkualitas dalam meneliti, maka dana pusat yang kompetisinya ketat itu akan lebih besar menunjukan nilai prestasi yang tinggi. Selain dari jumlah dananya yang besar. Karena berkompetisi dengan seluruh Universitas di Indonesia yang ribuan. Jadi kalau kita dapat tentu bergengsi,” jelasnya.
Selain itu sumber dana riset Unram juga berasal atas kerja sama internasional. Seperti dana riset dari Jepang, dana riset dari Australia, atau dari negara-negara maju yang memiliki dana riset yang dikerja samakan. Dengan melalui macam-macam skema.
Dengan demikian, jika terjadi pemangkasan anggaran riset nantinya, Unram tidak akan kekurangan dana untuk kegiatan risetnya. “Pinter-pinter kita bersiasat mencari dana, kalau hanya mengandalkan satu sumber akan terhambat,” pungkasnya. (hir)