Mataram (Suara NTB) – Kepolisian Resor Kota Mataram menetapkan enam tersangka kasus dugaan penganiayaan di Jalan Adisucipto, Rembiga, Rabu, 26 Februari 2025.
“Jadi, bisa disimpulkan ada enam orang yang kita tetapkan jadi tersangka,” ucap Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram, Komisaris Besar Polisi Ariefaldi Warganegara.
Dari enam orang yang telah ditetapkan, tiga diantaranya, yaitu AHB, FM, dan SH sudah masuk usia dewasa dan diamankan di Polresta Mataram. Sedangkan tiga lainnya dengan inisial, FH, RHK, dan AM masih di bawah umur dan dititipkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas IIA Lombok Tengah.
Sebelumnya, ada penambahan empat terduga pelaku dari 15 yang telah diamankan. Sehingga seluruhnya berjumlah 19 orang.
Dari 19 orang tersebut, 13 diantaranya dipulangkan ke orang tua mereka. Pemulangan dilakukan pada Selasa, 25 Februari 2025 pukul 18.00 WITA.
“Kemarin sudah dijemput oleh orang tuanya, kepala lingkungan, dan kepala dusunnya masing-masing,” ujarnya.
13 orang yang dipulangkan tersebut adalah EA, JH, MHA, FG, AA, AF, FH, RMT, SP, VR, RS, HL, dan M.
Diketahui, 13 orang tersebut sebelumnya diamankan terkait dugaan tindak pidana tanpa hak membawa, menguasai senjata tajam dan tindak pidana penganiayaan terhadap anak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) UU Darurat No. 12 Tahun 1951 dan Pasal 80 Ayat (1) dan Ayat (2) Jo Pasal 76C Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Kepada 13 orang tersebut telah dilakukan pemeriksaan dan ditetapkan sebagai saksi. Pemulangan mereka juga dibarengi dengan wajib lapor setiap Senin dan Kamis ke Polresta Mataram untuk pengawasan terhadap mereka.
“Nanti kita juga akan meminta kepada sekolah masing-masing untuk bersama-sama melakukan pembinaan kepada mereka,” tambahnya. (mit)
