Taliwang (Suara NTB) – Upaya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asy Syifa, Kabupaten Sumbawa Barat mencari dokter umum dengan cara membuka lowongan, belum kunjung membuahkan hasil. Hampir 2 bulan lowongan itu dibuka tak satu pun dokter yang mendaftarkan diri.
“Sampai hari ini belum ada yang mendaftar pada lowongan (dokter umum) itu,” ungkap Direktur RSUD Asy Syifa, dr Carlof kepada Suara NTB, Kamis, 27 Februari 2025.
Lowongan dokter umum itu sementara ini diakui Carlof, pihaknya batasi untuk menjaring tenaga-tenaga dokter di NTB yang berminat untuk bekerja di rumah sakit. Namun jika pada akhirnya tidak ada yang berminat, maka pihaknya berencana memperluas lowongan tersebut untuk menjaring tenaga dokter dari luar NTB. “Kami memang prioritaskan (tenaga dokter) anak-anak NTB. Tapi kalau tidak ada yang berminat kita tidak punya pilihan dengan merekrut dari luar daerah,” cetusnya.
Bekerja sebagai dokter umum di RSUD Asy Syifa, Carlof menyebutkan, manajemen siap memberikan yang terbaik. Selain gaji, dokter umum yang siap mengabdikan diri akan turut diberikan fasilitas rumah dinas. “Yang jelas take home pay (gaji) lebih tinggi dari rumah sakit (daerah) tetangga siap kami berikan. Terus ada rumah dinas juga,” janji Carlof.
Ditanya berapa jumlah dokter umum yang dibutuhkan RSUD Asy Syifa saat ini. Mantan kepala Puskesmas Sekongkang ini menyebut, pihaknya membutuhkan sekitar 5 orang untuk melengkapi siklus layanan rumah sakit dalam sepekan.
“Sekitar 12 atau 15 orang dokter itu akan cukup melengkapi jadwal layanan umum mingguan kita,” sebutnya seraya membahkan jika saat ini masih ada dokter Puskesmas yang diperbantukan di RSUD Asy Syifa. “Ada satu orang dokter Puskesmas kami minta bantuannya. Tapi itu tidak bisa maksimal juga karena bersangkutan tetap harus melayani di Puskesmas tempatnya bertugas,” beber Carlof.
Selanjutnya ia menyampaikan, dalam waktu 4 atau 5 tahun ke depan. Kebutuhan dokter umum pada fasilitas kesehatan daerah akan terpenuhi melalui program beasiswa kedokteran kerja sama Pemda KSB dengan Universitas Mataram (Unram). “Makanya kami dalam merekrut sekarang ini tidak juga mencari maksimal. Jangan sampai nanti yang lulus dari program itu tidak ada tempat mengabdi. Padahal kan tujuan programnya mencetak dokter-dokter lokal dalam ranga memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan daerah,” imbuhnya. (bug)