Selong (Suara NTB) – Sepanjang pesisir pantai Lombok Timur (Lotim) dan Sambelia sampai Jerowaru berjejer tambak udang. Jumlahnya berdasarkan dasboard data Online Sigle Submision (OSS), jumlahnya saat ini sudah mencapai 54 unit. Nilai investasinya dihitung lebih dari Rp 1 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal, Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Lotim, Husnul Basri kepada Suara NTB, Rabu, 12 Maret 2025 menjelaskan sebagian besar tambak udang sudah mulai beroperasi. Ada juga yang masih dalam proses melakukan perencanaan investasi.
Jumlah investasi tambak udang itu dihitung berdasarkan nilai per hektar lahan. Di mana, total lahan yang digunakan untuk tambak udang ini mencapai 500-600 ha. Nilai investasi per hektar lahan Rp 2 miliar.
Laporan nilai investasinya dapat dilihat dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). Hanya saja, tidak semua perusahaan yang sudah berinvestasi ini mengisi LKPM. Semua, investor tambak udang di Lotim katanya merupakan PenanamAN Modal Dalam Negeri (PMDN). “Semua dalam negeri,” imbuhnya
Banyaknya tambak udang di Lotim karena perizinan sekarang dipermudah. Negara memberikan kesempatan untuk berinvestasi seluas-luasnya dan diberikan pelayanan perizinan dengan mudah.
Setelah lahirnya UU Omnibus Law, aspek perizinan ini memang dituntut dipermudah. Saat ini, pemerintah daerah memang tidak dapat apa-apa selain retribusi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) atau dulu disebut Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
PBG ini pun sekarang menjadi kewenangan dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). PBG sendiri dikeluarkan sekali seumur hidup, kecuali penambahan bangunan baru.
Sampai sejauh ini, belum ada dasar hukum yang membolehkan daerah menarik pungutan baik berupa pajak ataupun retribusi. Terakhir, tahun 2021 lalu daerah diperbolehkan menarik retribusi sebesar Rp 1,5 juta per hektar untuk tambak udang sekarang sudah tidak diperbolehkan.
Manfaat investasi tambak udang yang diterima Lotim tidak secara langsung. Tapi bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Lotim yang menjadi pekerja. Rata-rata satu tambak ini memiliki pekerja 10-50 orang. “Ada tenaga kerja yang diserap,” paparnya lagi.
Diyakini, dengan aktivitas bisnis tambak udang itu pasti ada dampak ekonomi bagi masyarakat. Pasti terjadi pergerakan ekonomi. Ada dana Cotporate Social Responsibility (CSR). Setidaknya untuk masyakarat sekitar lokasi tambak.
Harapan Pemkab Lotim, CSR ini bisa ke depan masuk ke pemerintah daerah Kabupaten Lotim. Hal ini dimaksudkan agar manfaat yang dirasakan bisa lebih luas. Masyarakat Lotim bisa lebih banyak dapat manfaat dari kehadiran tambak udang.(rus)