Mataram (Suara NTB) – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berupaya memperkuat demokrasi di tengah bulan Ramadan dengan menggelar webinar bertajuk Ngabuburit Pengawasan. Acara ini diikuti oleh jajaran Bawaslu kabupaten/kota serta masyarakat umum, dengan mengusung tema “Refleksi Pengawasan Pilkada Tahun 2024 dalam Perspektif Spiritualitas.”
Anggota Bawaslu NTB, Hasan Basri, dalam sambutannya menekankan bahwa pengawasan pemilu harus dilandasi nilai-nilai kebaikan dan kejujuran. Ia menilai, menjalankan tugas pengawasan dengan penuh integritas merupakan bagian dari ibadah.
“Niat yang lurus dan tanggung jawab moral dalam mengawal demokrasi adalah implementasi nilai-nilai spiritual. Dengan refleksi ini, kita berharap dapat memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan pemilihan yang bersih dan adil,” ujarnya, Selasa, 18 Maret 2025.
Selain memperdalam pemahaman tentang pengawasan pemilu, Hasan juga mengajak jajarannya untuk memanfaatkan momentum Ramadan dalam meningkatkan sinergi antara Bawaslu dan masyarakat dalam menjaga demokrasi di NTB.
“Dengan semangat Ramadan, kita dapat memahami lebih dalam makna spiritualitas dalam pengawasan pemilu. Semoga ini menginspirasi para pengawas pemilu untuk tetap teguh dalam menjalankan tugas dengan integritas,” tuturnya.
Hasan juga mengingatkan agar kebijakan efisiensi anggaran tidak mengurangi semangat kerja jajaran Bawaslu, terutama di tingkat kabupaten/kota. Ia mendorong para pengawas untuk tetap kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugasnya.
“Efisiensi anggaran bukan alasan untuk mengurangi upaya penguatan demokrasi di masyarakat. Tanpa biaya besar, kita tetap bisa menjalankan tugas dengan baik,” tegasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pendidikan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB, Hadi Wijaya, yang juga merupakan kader pengawas partisipatif Bawaslu tahun 2018, turut menjadi pembicara dalam webinar tersebut. Ia menyampaikan sejumlah evaluasi terkait pengawasan Pilkada 2024.
“Dalam pengawasan, tentu ada tantangan yang dihadapi, mulai dari keterbatasan personel hingga dinamika sosial yang menyebabkan beberapa bentuk pelanggaran masih terjadi,” ungkapnya.
Hadi menambahkan bahwa refleksi pengawasan Pilkada 2024 juga harus menekankan nilai-nilai etika, kejujuran, dan keadilan yang sejalan dengan semangat spiritualitas Ramadan. (ndi)