Tanjung (Suara NTB) – Polda NTB menerjunkan Pengamanan Internal (Paminal) Polda untuk menggali informasi dugaan pemerasan pada korban gantung diri, Rizkil Watan. Paminal Polda yang diterjunkan dipimpin, Iptu Aris Munandar.
Pantauan Suara NTB Selasa, 18 Maret 2025 di rumah duka, Iptu Aris, didampingi sejumlah Tim Paminal Polres Lombok Utara. Mereka tiba di rumah duka sekitar pukul 15.30 Wita. Tim Paminal Polda diterima langsung oleh pihak keluarga, tepat di ruangan dimana korban memutuskan gantung diri.
“Kami turun mengumpulkan semua keterangan, mendatangi keluarga untuk mencari informasi sehingga persoalan ini bisa kami atensi,” ungkap Aris Munandar di hadapan keluarga korban.
Iptu Aris lantas menanyai kronologi kejadian, maupun pihak keluarga yang berkomunikasi dengan korban khususnya terkait dugaan pemerasan. Dari keterangan pihak keluarga korban, figur yang berkomunikasi dan tersangkut dengan nominal uang yang konon diminta oknum aparat, mengarah pada sepupu korban, yang bernama Sudi.
Di hadapan Paminal diceritakan, Sudi adalah sepupu korban yang bekerja di Bali. Melalui Sudi, korban meminta bantuan uang sejumlah Rp 15 juta untuk membantu menyelesaikan persoalan di Polsek Kayangan.
“Ada saudara sepupu yang tinggal di Santong Asli dan kerja di Bali. Lewat dia (Sudi) minta bantuan sekalian pulang lebaran,” ujar orang tua korban, Nasrudin.
Ia menyambung, jika dirinya juga sempat menanyakan kepada Sudi perihal kepulangannya dari Bali. Sudi lantas bercerita, jika dirinya ditanya oleh korban perihal kesediaan uang tunai sebesar Rp 15 juta. Uang tersebut nantinya akan diserahkan kepada oknum Polsek Kayangan.
“Seketika Sudi langsung pulang, dan baru nyampe rumah kemarin. Sayang, korban sudah meninggal dunia,” ucap Nasrudin. (ari)